TRIBUNMAMASA.COM, MAMASA - Beberapa pekan terakhir pelayanan kesehatan di Mamasa, Sulawesi Barat menjadi sorotan publik.
Hal itu menyusul mogok kerja yang dilakukan sejumlah tenaga kontrak di RSUD Kondosapata Mamasa lantaran empat bulan gajinya tidak dibayarkan.
• FOTO-FOTO: PSM VS Kalteng Putra, Babak Pertama Berakhir 1-1
• Usai Pecat Simon Mcmenemy, Ini Langkah yang Akan Dilakukan Pengurus PSSI
• Aksi Heroik Bocah 11 Tahun, Nekat Duel dengan Buaya Demi Selamatkan Teman
• Pemprov Sulbar Kucurkan Bantuan Hibah Rumah Ibadah Rp 3.5 Miliar ke Mamasa
• Pernah Dicekal, Prabowo Subianto bakal Kunjungi Amerika Serikat, Dubes AS Ungkap Fakta Lain
Setelah persoalan itu tuntas seiring dibayarkannya gaji tenaga kontrak yang dimaksud, kini muncul persoalan baru.
Dimana beberapa lalu kejadian miris dialami salah satu warga di Kecamatan Mehalaan.
Kejadian miris itu kembali mencoreng dunia kesehatan di Mamasa.
Karena ambulans yang seharusnya digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan, dialihfungsikan menjadi angkutan material bangunan.
Akibatnya, bocah tujuh bulan yang seharusnya dirujuk menggunakan ambulans itu, nyawahnya tidak sempat tertolong lantaran ambulans yang ada di puskesmas Mehalaan rusak.
Menuruk informasi yang dihimpun, sebelum kejadian, mobil ambulans tersebut digunakan mengangkut batu bata hingga akhirnya rusak.
Menanggapi itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Mamasa, Taufik mengatakan, pihaknya telah memberikan teguran kepada Dinas Kesehatan.
Ia mengungkapkan, pihaknya telah meyampaikan kepada kepala dinas kesehatan bahwa perlu adanya antisipasi yang dilakukan.
Dimana menurut dia, banyak laporan yang diterima bahwa penggunaan ambulans di beberapa PKM tidak sesuai peruntukannya.
"Kita sudah sampaikan ke dinas, dan kepala dinas bersedia menyampaikan ke PKM masing-masing," kata Taufik ketika ditemui Rabu (6/11/2019) sore tadi.
Laporan wartawan @sammy_rexta
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
A