TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) merilis pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan III 2019, Selasa (5/11/2019).
Kepala BPS Sulsel, Yos Rusdiansyah mengatakan, perekonomian Sulsel berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2019 mencapai Rp 134,02 triliun.
Sementara atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 87,30 triliun.
Gaji Pemain Belum Terbayar, Gomes: Itu Sudah Selesai Fokus Sulitkan PSM
Anggota DPRD Bondowoso Studi Tiru ke Bapenda Makassar, Belajar Hal ini
VIDEO: Rilis Kasus Pencurian di Salah Konter Kota Parepare
Yos menjelaskan berdasarkan angka itu, ekonomi Sulawesi Selatanpada triwulan III-2019 dibanding triwulan III-2018 (yoy) tumbuh 7,21 persen.
“Pertumbuhan didukung oleh semua lapangan usaha yang tumbuh positif pada triwulan ini. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 11,31 persen.
Diikuti oleh konstruksi sebesar 10,88 persen, dan jasa perusahaan sebesar 9,81 persen,” kata Yos.
Sementar dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT (PK-LNPRT) yang tumbuh 58,87 persen.
Ekonomi Sulsel Triwulan III-2019 terhadap triwulan sebelumnya juga meningkat sebesar 5,12 persen.
Gaji Pemain Belum Terbayar, Gomes: Itu Sudah Selesai Fokus Sulitkan PSM
Anggota DPRD Bondowoso Studi Tiru ke Bapenda Makassar, Belajar Hal ini
VIDEO: Rilis Kasus Pencurian di Salah Konter Kota Parepare
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha konstruksi yang tumbuh 10,05 persen, sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen ekspor yang tumbuh sebesar 13,20 persen.
Menurut Yos secara kumulatif sampai dengan Triwulan III ini, ekonomi Sulsel tumbuh 7,08 persen, didorong oleh semua lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 11,79 persen.
Dikatakan Yos, ada beberapa peristiwa penting pada triwulan III ini yang memicu pertumbuhan ekonomi, seperti pada sektor lapangan usaha.
Meskipun kekeringan masih melanda kawasan Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan hingga menyebabkan gagal panen, namun roduksi padi tetap meningkat di triwulan ini.
“Data luas panen pada triwulan 3 meningkat sebesar dari 296 ribu hektar pada triwulan 2 menjadi 366 ribu hektar. Luas panen jagung pun mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada triwulan 3 201,” beber Yos.
Untuk kegiatan ekspor, lanjut Yos, ekspor kopi dan kakao Sulsel mencapai USD 39 juta, nilainya naik hingga 27 persen dari kuartal sebelumnya.
Sementar untuk sektor pengeluaran, konsumsi pemerintah menurun, terutama realisasi belanja pegawai baik APBN maupun APBD.
“Meskipun di triwulan 3-2019 terdapat realisasi gaji ke-13 namun realisasinya lebih kecil dari triwulan sebelumnya karena pada triwulan 2 terdapat pengeluaran untuk Gaji 14 dan rapelan kenaikan gaji 5 persen,” pungkasnya. (tribun-timur.com)
Laporan wartawan tribun-timur.com @fahrizal_syam
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
A