TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kemarau panjang merupakan salah satu kendala yang dapat menghambat keberhasilan di sektor pertanian.
Sebab, ketersediaan pasokang air merupakan faktor utama tumbuh suburnya tanaman pertanian.
Jika tidak, dapat dipastikan tanaman atau tumbuhan para petani tidak dapat subur bahkan gagal panen.
Baca: Siapa Sangka Jika Driver Ojek Online atau Ojol Ini Ternyata Koruptor Rp 18 M, Perhatikan Wajahnya
Mengantisipasi dampak kekeringan di sektor pertanian, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku telah mempunyai rancangan khusus atau solusi persoalan itu.
Salah satunya ialah dengan melakukan pemantauan satelit dan membangun kerjasama atau koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Baca: KPK Ada di DPRD Sulsel, Ada Apa?
Menurutnya, pemantauan dengan satelit dan kordinasi dengan BMKG itu penting untuk mengetahui kondisi cuaca sebelum kekeringan terjadi.
Dengan kordinasi tersebut, pihaknya mengaku dapat melakukan langkah-langkah atau upaya-upaya pencegahan agar petani tidak terdampak kekeringan ataupun gagal panen.
Baca: VIDEO VIRAL Detik-detik Pesulap Nakal Kerjain Wanita, Dalam Sekejap Bra Lepas Tanpa Disadari
"Saya lagi melakukan evaluasi dengan pencitraan satelit dengan artifisial inteljen untuk mengetahui daerah-daerah mana dengan suhu kepanasan," kata Syahrul Yasin Limpo saat menyambangi kediaman ibunya Hj Nurhayati Jl Haji Bau Makassar, Jumat (25/10/2019) malam.
Selain itu pihaknya mengaku akan membangun kerja sama lintas sektor hingga ke plosok desa.
Baca: Tinggalkan Polres Bone, Fahsar Doakan AKBP Kadarislam Jadi Jenderal
Tujuannya sama, meminimlasir dampak kekeringan khususnya bagi para petani.
"Nanti kita kerja sama, karena kementrian pertanian tidak boleh sendiri. Dngan BMKG harus kerja sama, dengan gubernur harus kerja sama, dengan bupati bahkan desa harus kerja sama,"ujarnya.
Baca: VIDEO: Lihat Lokasi yang Dikunjungi At-taubah Channel Peduli Wajo, Kondisinya Sungguh Miris
Selain itu, pihaknya mengaku akan melakukan perampungan data. Hal itu dianggap perlu untuk menyusun agenda kerja kedepan.
"Kasih saya 100 hari ini untuk membenahi data dulu. Kita tidak boleh berspekulasi dan saling curiga," terang mantan Gubernur Sulsel ini.
Melalui data yang akurat, pihaknya mengaku dapat mengambil kebijakan yang tepat.
Baca: VIDEO: Lihat Lokasi yang Dikunjungi At-taubah Channel Peduli Wajo, Kondisinya Sungguh Miris
"Data mestinya bisa menjawab, kalau datanya benar pasti hasilnya benar. Kalau datanya mengatakan tidak boleh impor, ada alasan apa mau impor, kalau datanya mengatakan pupuknya cuman 100 maka buat apa pupuknya buat 300. Jadi data harus kita benahi dan data BPS harus menjadi pegangan kita semua," papar Syahrul.