Setelah lulus, ia bergabung dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Dari tahun 1997 hingga 2001, Retno menjabat sebagai sekretaris satu bidang ekonomi di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda.
Pada tahun 2001, ia ditunjuk sebagai Direktur Eropa dan Amerika.[3] Retno dipromosikan menjadi Direktur Eropa Barat pada tahun 2003.
Pada tahun 2005, ia diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Norwegia dan Islandia.
8. Muhadjir Effendy
Muhadjir Effendy dipilih menjadi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dalam Kabinet Indonesia Maju.
Pria kelahiran 29 Juli 1956 meraih gelar sarjana di IKIP Malang pada 1982.
Setelah itu, Muhadjir melanjutkan pendidikannya ke jenjang Magister (S-2) di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan mengambil jurusan Administrasi Publik dan tamat pada 1996.
Setelah itu, ayah tiga anak tersebut meraih gelar doktornya dari Universitas Airlangga (Unair). Sejak 2015, Muhadjir menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015 sampai 2020.
Pria asal Madiun ini pernah menduduki jabatan sebagai rektor di UMM sebanyak tiga kali. Muhadjir menjabat sebagai rektor pada periode 2000-2004, 2004-2008, dan periode 2008-Februari 2016.
9. Pramono Anung
Dalam Kabinet Indonesia Maju, Pramono Anung ditunjuk sebagai Sekretaris Kabinet dalam pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.
Ia juga pernah menjadi Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mewakili PDI Perjuangan periode 2009-2014.
Politisi PDI Perjuangan ini merupakan lulusan magister dari jurusan Manajemen Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Sebelum melanjukan pendidikan di UGM, Pramono Anung meraih gelar sarjana pada jurusan Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung, Bandung (1982-1988).
Universitas Indonesia
Sementara itu, Universitas Indonesia memiliki dua alumnusnya dalam Kabinet Indonesia Maju 2019-2024.
1. Sri Mulyani
Sri Mulyani kembali dipercaya menjabat sebagai Menteri Keuangan sama dengan jabatannya dalam Kabinet Kerja.
Sri Mulyani mendapatkan gelar dari Universitas Indonesia pada 1986. Ia kemudian memperoleh gelar Master dan Doctor di bidang ekonomi dari University Illinois at Urbana-Champaign pada 1992.
Sri Mulyani sebelumnya dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi di Indonesia.
Ia menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998.
2. Moeldoko
Dalam Kabinet Indonesia Maju, Moeldoko menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan.
Di periode pertama Jokowi bersama Jusuf Kalla, Moeldoko telah menjabat Kepala Staf Kepresidenan.
Saat itu, dia mulai masuk kabinet setelah terjadi reshuffle pada Januari 2018 menggantikan Teten Masduki.
Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat sejak 20 Mei 2013 hingga 30 Agustus 2013.
Dalam usia 57 tahun, ia berhasil mendapatkan gelar doktor Ilmu Administrasi Negara di Universitas Indonesia dengan desertasinya berjudul "Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia (Studi Kasus Perbatasan Darat di Kalimantan)".
Moeldoko lulus dan mendapatkan gelar tersebut dengan predikat sangat memuaska
Universitas Hasanuddin
Universitas Hasanuddin atau Unhas di Makassar juga memiliki alumnusnya dalam Kabinet Indonesia Maju, yakni Syahrul Yasin Limpo dan Terawan Agus Putranto.
1. Syahrul Yasin Limpo
Mantan Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo dipercaya menjadi Menteri Pertanian dalma Kabinet Indonesia Maju.
Politisi Partai Nasdem tersebut menggantikan kepemimpinan Andi Amran Sulaiman yang juga merupakan putra asli Sulawesi Selatan.
SYL sapaan akrab Syahrul menghabiskan masa pendidikannya di Makassar. Ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Unhas pada 1983.
Ia juga meraih gelar Magister dan Doktornya di bidang hukum dari Universitas Hasanuddin.
2. Terawan Agus Putranto
Terawan Agus Putranto adalah Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024.
Meski meraih gelar dokter di Universitas Gadjah Mada sebelum bergabung sebagai dokter medis di TNI AD, Terawan melanjutkan pendidikan doktornya pada Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin pada 2012.
Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Unhas, Prof dr Irawan Yusuf PhD menjadi promotor Terawan.
Saat menuai kontroversi akibat metode cuci otak yang ia pakai, Prof Irawan turut angkat bicara.
Prof Irawan menyebut, metode yang dipakai dr Terawan adalah sebuah terobosan dalam dunia kedokteran.
"Ini baru tahap awal untuk mekanisme, ini juga belum sampai kesana. Di dunia kedokteran selalu ada kontroversi dan harus ada sebuah riset," kata Irawan.
Lanjut Prof Irawan, sebuah kontroversi yang diselesaikan dengan riset itu tentu akan menjadi panjang, karena ini adalah sebuah metode dalam dunia kedokteran.
"Masalahnya ini sudah terlanjur untuk digunakan oleh dokter Terawan, namun saya sebagai promotornya saya akan cari perbaikannya ini," lanjut Prof Irawan.
Universitas Padjajaran
Ada dua menteri dalam Kabinet Indonesia Maju, yani Agus Gumiwang Kartasasmita dan Pramono Anung.
1. Agus Gumiwang Kartasasmita
Agus Gumiwang Kartasasmita adalah Menteri Perindustrian dalam Kabinet Indonesia Maju (2019 - 2024) .
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Menteri Sosial menggantikan Idrus Marham sejak 28 Agustus 2018 hingga 20 Oktober 2019 dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Ia besar dari keluarga berada karena bapaknya adalah menteri pada Orde Baru.
Sekolah dasar dan menengah ia selesaikan di Jakarta, sedangkan SMA dan S1-nya di luar negeri.
Untuk S2 dan S3 diselesaikan di Bandung, Jawa Barat tepatnya di Universitas Padjajaran dan Universitas Pasundan.
2. Pramono Anung
Selain menyandang gelar dari Univeristas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Bandung, rupanya Pramono Anung adalah lulusan dari Universitas Padjajaran, Bandung.
Ia meraih gelar doktor di bidang Ilmu Komunikasi pada 2013 lalu.
Masa Kuliahnya hingga meraih gelar doktor hanya ditempuh dalam waktu tiga tahun saja.(*)