Wawancara Eksklusif Korban Selamat Rusuh Wamena, Begini Kisah Dewi Sembunyi di Kandang Ayam

Penulis: Muh. Asiz Albar
Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban kerusuhan asal Dusun Paraja, Desa Tuncung, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang, Dewi (30).

Mereka dikuburkan terpisah. Ipar saya dan anaknya Irma sirajuddin (24) dan Ilmi (2) di Pangkep karena ipar saya ini memang orang Pangkep, keluarganya juga minta dikuburkan disana.

Sementara adik saya Rustam (33) dan anak saya Erwin (17) dimakamkan di pemakaman di Desa Tuncung ini.

Bagaimana Anda bisa selamat saat kejadian?

Saat api mulai berkobar saya bersama beberap keluarga menyelinap masuk ke kandang ayam yang gelap, disana kami bersembunyi.

Saar itu, kami mulai pasrah karena api sudah mulai mengarah ke tempat kami sembunyi. Beruntung saat api sudah mulai menjalar ke kandang ayam. Pihak kepolisian datang mengusir massa perusuh, sehingga kami bisa bergegas keluar dan tidak ikut terbakar dalam kandang ayam.

Sejak kapan narasumber tinggal di Wamena? Usaha apa?

Saya disana baru sekitar lima tahun, saya ikut suami yang sudah lebih dulu merantau di Wamena. Sudah puluhan tahun. Suami saya bekerja sebagai supir pengangkut BBM ke SPBU.

Siapa yang ajak pertama kali Anda ke Wamena?

Saya diajak suami saya, kebetulan memang sudah banyak keluarga disana. Kakak dan adik saya memang sudah lama disana. Karena memang ada om yang pertama kali ke Wamena sekitar tahun 1970an. Dari situ secara berurutan beberapa keluarga kesana dan mencari nafkah di Wamena.

Bahkan, kalau ada keluarga dari kampung yang pertama pasti datang dulu di rumah kami tepatnya di Jalan Papua, pinggiran Kota Wamena, jaraknya ke pusat Kota Wamena tak sampai satu Kilometer.

Apakah memang banyak perantau asal Sulsel di Wamena?

Setau saya ada banyak. Karena kami dari Desa Tuncung saja ada sampai 45 orang merantau dan mencari hidup di Wamena.

Saya juga sering bertemu dengan beberapa warga Sulsel lainnya seperti dari Toraja dan lainnya.

Apa saja usaha pada perantau asal Sulsel di Wamena?

Usahanya beragam, ada yang jadi supir truk, kerja bangunan, buka counter HP, jual bensin dan minyak eceran, barang campuran, tapi memang kebanyakaran warga Sulsel rata-rata berdagang. Dan memang perputaran uang disana cukup cepat. Modal mungkin cepat kembali.

VIDEO: Paripurna Penetapan Pimpinan Definitif DPRD Luwu Utara

Segini Kenaikan Gaji Dokter di Luwu Timur 2020

Spesialis Pembobol Toko Bangunan di Pangkep Dibekuk Polisi, Ini yang Sudah Digasak

Halaman
1234

Berita Terkini