Wabup Luwu Timur Bahas Transmigrasi dengan Menteri Desa di UGM

Penulis: Ivan Ismar
Editor: Suryana Anas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam kongres nasional transmigrasi bersama Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, Selasa (17/9/2019). Foto Humas Luwu Timur.

Wabup Luwu Timur Bahas Transmigrasi dengan Menteri Desa di UGM

TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Wakil Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam kongres nasional transmigrasi bersama Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, Selasa (17/9/2019).

Kongres temanya restorasi transmigrasi 4.0 untuk mewujudkan sumber daya manusia mandiri dan sejahtera di Auditorium Graha Sabha Pramana, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Irwan mengatakan sebagai daerah tujuan transmigrasi, kongres merumuskan berbagai hal berkaitan dengan pelaksanaan program transmigrasi nasional.

Baca: Kursi Ketua DPRD Luwu Timur Masih Milik Amran Syam

Baca: 30 Anggota DPRD Luwu Timur Diajari Ilmu Pemerintahan, Ini Tujuannya

Baca: Bupati Luwu Timur Dukung ASN Keluar Dakwah Tiga Hari dengan Syarat!

"Saya harap kongres menghasilkan rumusan efektif untuk meningkatkan kualitas program transmigrasi," kata Irwan kepada TribunLutim.com, Rabu (18/9/2019).

Dalam kesempatan itu, juga dilakukan deklarasi bulak sumur dan gerakan nasional transpolitan hijau 4.0 (Green Transpolitan 4.0).

Sementara Eko Putro Sandjojo mengatakan, transmigrasi adalah kegiatan yang berdimensi ganda.

Pada satu sisi untuk mengurangi kepadatan penduduk di daerah tertentu untuk memberi keleluasaan bagi usaha pembangunan dan rehabilitasi di daerah bersangkutan.

Wakil Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam kongres nasional transmigrasi bersama Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, Selasa (17/9/2019). Foto Humas Luwu Timur. (Humas Luwu Timur)

Selain itu, transmigrasi dimaksudkan untuk membantu dan merangsang peningkatan pembangunan di daerah yang relatif masih terbelakang.

"Dengan cara demikian, diharapkan akan diperoleh keserasian dalam laju pembangunan antar daerah," kata Eko dalam kongres itu.

Pengembangan kawasan transmigrasi juga harus memanfaatkan perkembangan teknologi industri 4.0. Dimana, kata Eko, program transmigrasi sudah berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi di luar Jawa.

Namun demikian, tantangan program transmigrasi saat ini lebih besar mengingat kebutuhan transmigran masa lalu dan saat ini jauh berbeda.

"Tidak hanya rumah, lahan pertanian, dan biaya hidup sementara, transmigran juga butuh model bisnis baru yang dapat memberikan nilai tambah bagi transmigran," imbuhnya.

Deklarasi gerakan transpolitan tertuang pada Policy Brief yaitu pertama, melaksanakan revolusi transmigrasi 4.0 Indonesia inovatif dalam meningkatkan sumber daya manusia dan pertumbuhan wilayah sebagai kebijakan nasional.

Kedua, pembangunan Green Transpolitan 4.0 sebagai program prioritas nasional yang berorientasi pada pasar ekonomi dan tata ruang wilayah.

Halaman
12

Berita Terkini