Tribun Wiki

TRIBUNWIKI: Panglima Laskar Jihad Jafar Umar Thalib Meninggal Dunia, Ini Profil dan Sepak Terjangnya

Penulis: Desi Triana Aswan
Editor: Ina Maharani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Eks Panglima Laskar Jihad Indonesia Jafar Umar Thalib saat hendak keluar dari Pengadilan Negeri Makassar usai divonis jalani hukuman 5 bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Makassar, Selasa (16/7/2019).

Namun pada 1991 Jafar Umar Tahlib kembali ke Indonesia dan mengajar di Pesantren Al Irsyad.

Jafar Umar Tahlib sudah menyatakan bawha oa seorang Salafi.

Dikutip dari sumber yang sama, Jafar Umar Tahlib memperkaya pemahaman Salafi dengan berguru kepada tokoh spiritual Thaliban, Syech Jamil Rachman.

Jafar mulai bekeyakinan mengenai hal mempersiapkan diri menjadi seorang Mujahidin.

Ia sempat mengikuti pelatihan-pelatihan peperangan di Afganistan.

Dari sana lah ia memetik berbagai keahlian dan keyakinan akan pertempuran.

Kehadiran dan pemahamannya itu akhirnya membuahkan organisasi yang dibangunnya Laskar Jihad.

Organisasi Laskar Jihad disebut-sebut memiliki pemahaman menuntut penerapan hukum syariah.

Kiprah Laskar Jihad pernah menolak pengangkatan Megawati Soekarno Putri sebagai presiden wanita kala itu.

Hingga akhirnya tuntutannya tersebut membuat organisasinya resmi dibubarkan oleh dewan pembina Forum Komunikasi Ahlussunah wal Jamaah, pada 2002.

Mau tak mau Jafar pun harus puas menjadi mantan Panglima Laskar Jihad tersebut setelah pembubaran tersebut.

Meninggal

Ia meninggal di Jakarta, 25 Agustus 2019 pada umur 57 tahun.

Data Diri:

Nama: Ja'far Umar Thalib

Nama Lahin: Jafar

Lahir: 19 November 1961

Tempat Lahir: Malang, Jawa Timur, Indonesia

Meninggal:Jakarta, Indonesia, 25 Agustus 2019

Tempat tinggal: Yogyakarta

Pekerjaan: Ulama

Dikenal atas: Organisasi Islam Laskar Jihad

Orang tua: Umar Thalib (ayah)

Badriyah Saleh (ibu)

Sumber berita: https://jateng.tribunnews.com/2019/08/26/bekaspanglima-laskar-jihad-jafar-umar-thalib-meninggal-dunia-karena-penyakit-jantung?page=all

Berita Terkini