"Kena gas air mata, yah kita tetap bertahan. Mau minta bantuan juga tidak bisa, siapa yang bisa bantu kalau massa sudah banyak begitu," kata dia.
Menurut Johannes, kerusuhan di Manokwari bukanlah hal baru, sebelumnya sudah kerap terjadi.
"Rumah saya dulu pakai jendela kaca semua, dirusak massa waktu kerusuhan juga beberapa tahun lalu, jadi sekarang pakai kayu saja," ungkapnya.
Ia berharap, kerusuhan ini menjadi yang terakhir di Manokwari.
"Kita harap jangan ada begini lagi, itu masalah kecil meluas. Kalau ada masalah, imbasnya kan ke kita juga," pungkas Johannes. (*)
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur: