TRIBUNSELAYAR.COM,BENTENG- Koordinator aksi Aliansi Peduli Nelayan (APN) Muh Sabir mengaku kecewa dengan pemerintah Selayar.
Kekecewaan itu terungkap pada saat puluhan pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam (APN) Desa Nyiur Indah, Kecamatan Takabonerate Selayar, unjuk rasa adanya pelarangan penggunaan kompresor sebagai alat bantu nelayan dalam menangkap ikan.
Tokoh Masyarakat Luapkan Kesedihan, Menkopolhukam: Kami Sayang Papua
Pameran Alutsista Sisa 3 Hari di TSM Makassar, Banyak Spot Foto Kece Lho
TRIBUNWIKI: Rayakan Anniversarynya yang ke-13, Ini Profil Suami Siti Nurhaliza Khalid Mohd Jiwa
Kerjasama dengan MIX dan Matrix, Mola TV Hadirkan Aneka Layanan Baru
Menkopolhukam, Kapolri dan Panglima TNI Tiba di Papua: Ini Pelajaran Berharga untuk Kita Semua
Aksi berlangsung di Depan Kantor Bupati dan DPRD Selayar, Jl Ahmad Yani, Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Senin (19/8/2019) lalu.
Pasalnya, mereka melakukan aksi mulai pagi hingga sore hari.
Ada terlihat kecapean menunggu bahkan ada yang tertidur pulas dilokasi. Namun, alhasil harus pulang dengan tangan kosong.
"Jadi menunggu dari pagi sampai sore. Dengan berharap Bupati Selayar H Muh Basli Ali, keluar menemui kami meskipun hanya satu menit. Tapi nyatanya tidak. Dari dari pihak DPRD Selayar tidak ada juga yang muncul,"katanya kepada Tribunselayar.com, Rabu (21/8/2019)malam.
Makanya, kata dia, sangat kecewa kepada pemerintah, sampai setega itu.
Pada aksi pekan lalu Pemda Selayar telah menjanjikan alat bantu yang ramah lingkungan dengan menyarankan untuk membuat proposal, berdasarkan dengan kesepakatan pada audensi bersama DPRD Selayar kemudian dimasukan ke Dinas Perikanan.
"Akhirnya waktu itu kami membuat proposal dengan anggaran Rp 13 M. Dan keesokan harinya proposal itu dibawa ke di Dinas Perikanan tapi ditolak,"tuturnya.
Untuk itu alasan melakukan aksi demo yang kedua ini diantaranya kerena ingin mempertanyakan tindak lanjut proposal yang diajukan.
"Masyarakat mau kerja apa kalau bukan menjadi nelayan,"tuturnya.
Adanya penyitaan kompresor saat ini ada beberapa nelayan yang berhenti melaut, dan ada yang pergi merantau menjadi nelayan di daerah lain.
Dia berharap Pemerintah dan DPRD Selayar memberikan alternatif atau solusi lain, yang bisa membuat hidup masyarakat tidak melarat. Dan tidak harus merantau serta tidak merasa dihantui di daerah sendiri.
Laporan Wartawan TribunSelayar.com, Nurwahidah, instagram @ nur_wahidah_saleh
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur: