Korban PHP, Puluhan Paskibra Menangis Saat Bertugas di HUT RI, Terungkap Setelah Upacara Kemerdekaan

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paskibra upacara HUT RI ke-74 tingkat Kecamatan Amalatu saat menjalankan tugas, di lapangan upacara Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, Sabtu (17/8/2019). Mereka menangis karena tak mengenakan seragam yang dijanjikan.

Sebab, bagi dia tugas menjadi anggota Paskibra bukan hanya soal kebanggan keluarga dan sekolah tapi juga upaya pembuktian kecintaan terhadap negara.

“Kami hanya malu dengan kecamatan lain, mereka menggunakan seragam paskibra, dan kami hanya menggunakan seragam sekolah,” ujarnya.

Kecam Camat

Kostum anggota Paskibra yang hanya mengenakan seragam SMA saat upacara HUT RI di kecamatan itu pun menuai kecaman.

Salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Amalatu Hery Patty (62) mengatakan, tampilnya anggota Paskibra saat upacara kemerdekaan tanpa mengenakan seragam seperti lazimnya merupakan sebuah kegagalan camat setempat.

"Untuk skala kecamatan, sangat tidak mungkin kalau fasilitas kepada Paskibra tidak ada. Sangat miris sekali kita melihat 28 Paskibra berpakaian seragam SMA sambil menangis saat menjalankan tugasnya,” ucap Hery saat dihubungi secara terpisah dari Ambon, Minggu.

Dia mengatakan, kegiatan HUT Kemerdekaan RI untuk tingkat kecamatan tentu telah disiapkan anggarannya dari pemerintah kabupaten.

Sehingga, sangat disayangkan jika anggaran tersebut tidak digunakan untuk menyukseskan kegiatan itu.

Dia pun mempertanyakan kinerja camat setempat yang tidak mampu mempersiapkan seragam Paskibra saat pelaksanaan HUT kemerdekaan di kecamatan tersebut.

Dia meminta Bupati Seram Bagian Barat mengevaluasi camat setempat.

"Memang benar subtansi dari pengibaran bendera itu bukan ada di pakaiannya anggota Paskibra. Tapi, bukan berarti tidak ada fasilitas yang diberikan kepada anak-anak yang menjalankan tugas pengibaran bendera kan."

Warga lainnya, Ebhil Pattimura mengaku sangat merasa kecewa dengan kinerja Camat Amalatu dan juga panitia kecamatan lantaran tidak memberikan fasilitas berupa seragam kepada anggota Paskibra saat menjalankan tugasnya itu.

"Ini soal tanggung jawab pimpinan. Kami merasa kecewa. Harusnya camat selaku pimpinan wilayah tertinggi di kecamatan, sudah seharusnya mempersiapkan dari jauh-jauh hari serta berfikir bagimana cara mengatasi persoalan perlekapan Paskibra," katanya menjelaskan.

Menurut Ebil, bukan baru kali ini saja anggota Paskibra di kecamatan itu menggunakan seragam sekolah saat HUT RI.

Kondisi tersebut telah terjadi sejak tahun 2011 lalu.

Halaman
123

Berita Terkini