"Desa Dayun ini kan sangat luas. Jadi sejak dua minggu yang lalu, ada enam titik api (karhutla) di Dayun ini. Hingga kini kami berusaha melakukan pemadaman dan pendinginan," sebut Rizannaky.
Menurut dia, pemadaman cukup sulit dilakukan yang disebabkan beberapa faktor.
Baca: Anaknya Membunuh, Ibu Anggota TNI Prada Deri Permana Bertingkah Begini Depan Ibu Korban Vera Oktaria
Baca: Bayar Rp 600 Juta untuk Masuk Akpol dan Diberi Pelatihan Fisik, Saiful Tertipu Pegawai MA Gadungan
Di antaranya, cuaca panas, asap pekat di lokasi, dan angin kencang yang membuat api cepat membesar.
Untuk saat ini, kata dia, luas lahan yang terbakar diperkirakan sudah puluhan hektar.
Namun, untuk mengantisipasi kebakaran semakin meluas, petugas gabungan berupaya menyekat kepala api.
"Banyak kendala yang kita hadapi. Sumber air juga terbatas. Jadi saat ini kita berharap hujan segera turun supaya api cepat padam," ungkap Rizannaky.
Bahkan, dia mengimbau warganya untuk menggelar doa bersama minta hujan dilakukan di masjid ataupun mushala.
"Perlu diketahui bahwa di Desa Dayun ini sejak lebaran Idul Fitri (2019) kemarin belum ada hujan sampai sekarang. Jadi kami imbau warga setiap salat berdoa minta hujan. Bagi agama lain kami juga mengajak berdoa minta hujan," ujar Rizannaky.
Dia menambahkan, jika kemarau masih berlangsung dan kebakaran belum padam, pihaknya dalam waktu dekat ini akan menggelar shalat minta hujan.
Baca: Gegara Mati Lampu Pengantin Baru Habiskan Malam Pertama dengan Pria Bukan Suaminya
Selain di Kabupaten Siak, kebakaran lahan juga terjadi di Kabupaten Pelalawan, Kota Pekanbaru, Kota Dumai, Indragiri Hilir, Kampar, Rokan Hilir, Bengkalis dan Kepulauan Meranti.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau per 5 Agustus 2019, yang diterima Kompas.com, luas lahan yang terbakar di Riau sudah mencapai 4.582,62 hektar.(*)