Tarian ini juga sering digunakan pada kegiatan festival, dan pertunjukan seni lainnya.
Tarian ini dikolaborasikan dengan musik pompang.
Kata Aditya, dalam sejarahnya, Musik pompang pertama kali dipopulerkan oleh para pengembala kerbau di daerah Mamasa.
Lambat laun, musik pompang ini digemari oleh masyarakat Mamasa pada umumnya.
Dengan demikian, musik bambu inipun sering ditampilkan pada event seni dan budaya, serta berbagai kegiatan lainnya.
Tampil di acara PIFAF, Aditya merasa bangga, sebab dapat mewakili Kabupaten Mamasa.
"Kita berharap, penampilan sanggar seni Waisapalelean dapat membawa harum nama Mamasa," kata Aditya kepada Tribunmamasa.com Minggu (4/8/2019) pagi.
Laporan wartawan @rexta_sammy
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Siang ini Kabupaten Mamasa Diprediksi Berawan, Segini Kecepatan Anginnya
Dua Kelompok Pemuda di Jl Banta-bantaeng Terlibat Tawuran, Ini Pemicunya
Tingkatkan Kreativitas Pemuda Bulukumba, Sabtu Keren Gelar Festival di Tanjung Bira
VIDEO: Proses Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang PT Vale