Untuk Apa Air Mata Aminah Usai Tewaskan Suami Karena Dipoligami? Berikut 5 Rangkuman Faktanya

Penulis: Ikbal Nurkarim
Editor: Waode Nurmin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelaku penyiraman air panas Aminah (30) saat diperiksa Kanit PPA Ipda Uji Mughni di Mapolres Jeneponto Jl Sultan Hasanuddin, Kecamatan Binamu, Jeneponto, Sabtu (20/7/2019) siang

“Namun tidak ada perubahan sehingga keluarga korban memutuskan untuk dilakukan pengobatan tradisional hingga akhirnya meninggal dunia," jelasnya menambahkan.

Jenazah pria yang bekerja sebagai sopir angkot di Makassar itu dimakamkan di rumah saudaranya di Kampung Beru, Desa Kapita, Kecamatan Bangkala, Jeneponto.

Sedangkan istri korban Aminah (30) yang juga pelaku telah diamankan pihak kepolisian dan dalam penanganan perkara ke Sat Reskrim Polres Jeneponto.

Kapolsek Bangkala Iptu Bahtiar mendatangi rumah korban di Kampung Beru, Desa Kapita, Kecamatan Bangkala, Jeneponto. Seorang wanita bernama Aminah (30) tega menyiram air panas ke tubuh suaminya sendiri hingga melepuh dan tewas. (Humas Polres Jeneponto)

3. Tak Ada Niat Membunuh

Kesedihan Aminah (30) pelaku penyiraman air panas kepada suaminya sendiri Bahtiar (28) tak dapat disembunyikan.

Ibu tiga orang anak itu tak henti meneteskan air mata saat diperiksa unit PPA Polres Jeneponto, Jl Sultan Hasanuddin, Kecamatan Binamu, Sabtu (20/7/2019) siang.

Di hadapan penyidik wanita 30 tahun itu mengaku aksinya spontan dan tak ada niat membunuh suami.

“Awalnya saya sedang masak air untuk minum, dan dimasukkan kedalam ember," kata Aminah.

"Saat saya angkat ini air, amarah campur sakit hati muncul dan gelap mata langsung menumpahkan air tersebut ketubuh suami saya sendiri yang masih tidur," jelasnya menambahkan.

4. Pelaku Minta Tolong Tetangga

Usai menumpahkan air ke tubuh suaminya, dia lantas lari dan minta tolong ke tetangga.

Korban yang menderita luka akibat air panas dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padjonga Dg Ngalle, Kabupaten Takalar.

“Keluarga saya sendiri yang bawa korban ke rumah sakit, namun keluarga suami saya minta korban untuk dikeluarkan dengan alasan ada pengobatan tradisional,” ujarnya.

“Disitulah luka suami saya semakin parah hingga tewas, padahal keluarga saya bilang kasi dirumah sakitmi soal biaya nanti saya tanggung semua,” katanya menambahkan.

Kerabat korban berdatangan untuk melayat di rumah korban di Kampung Paranga, Desa Kapita, Kecamatan Bangkala Jeneponto. (Ikbal/Tribun Jeneponto)

5. Mengaku Kecewa dan Menyesal

Halaman
123

Berita Terkini