Fahsar dan Azwar Hasan Ceritakan Peran Hidayat Nahwi Rasul Bangkitkan Demokrasi di Masa Orde Baru

Penulis: Muh. Hasim Arfah
Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana rumah duka Hidayat Nahwi Rasul di Perumahan Pesona Landak Indah, Jl Landak Baru 6, Blok A No 8, Minggu (21/7/2019).

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Ketua Umum Ikatan Alumni (IKA) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin, Andi Fashar Padjalangi, ikut melayat Hidayat Nahwi Rasul, di Perumahan Pesona Indah Landak, Jl Landak Baru 6, Makassar, Sulsel, Minggu (21/7/2019).

Selain Fahsar Padjalangi, juga hadir Dosen Komunikasi Unhas Dr Azwar Hasan.

Fashar menceritakan, Hidayat adalah seorang nasionalis dan negarawan.

"Beliau selalu mementingkan bangsa dan negara. Kita biasa diskusi sampai subuh, karena membahas bangsa dan negara," katanya.

IAS-Danny Pomanto Cipika Cipiki Saat Melayat ke Kediaman Hidayat Nahwi

HUT ke 11 Toraja Utara, Ini Harapan Pendiri Gasmator

Deng Ical Ikut Dukung Langsung PSM Makassar di GBK

Link Live Streaming Tinju Dunia Pacquiao vs Thurman Live TV One

Bahkan, Fashar mengakui pernah diskusi tentang bangsa dan negara, di rumah jabatan Bupati Bone sampai subuh.

Azwar dan Hidayat sama-sama aktivis Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) di Universitas Hasanuddin Makassar, sekarang Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa).

"Beliau teman saya waktu aktif di mahasiswa. Sama-sama jadi BPM, yang mengontrol senat (senat mahasiswa Unhas)," katanya.

Ia menjelaskan, Hidayat adalah tokoh pejuang demokrasi di Sulsel.

"Saya jadi partner diskusi dengan mahasiswa. Kepedulian beliau terhadap negara ini sangat tinggi. Dan kemudian, untuk mewujudkan itu selalu mengorganisir teman-teman di diskusi publik," katanya.

Sehingga, Hidayat menjadi menggagas diskusi meja bundar di TVRI.

"Kenapa diskusi meja bundar supaya tak ada yang tersudutkan. Semua hak sama. Diskusi ini adalah cermin dari proses kita membicarakan bangsa," katanya.

Aktivis Kosmopolitan

Sementara Azwar Hasan, menggelari Hidayat sebagai aktivis intelektual kosmopolitan.

"Dia bukan doktor tapi pemikirannya sangat luas, pemikiran beliau sangat lengkap untuk demokrasi, ekonomi, bangsa Indonesia," katanya.

Saat masa orde baru, Hidayat mendatangkan Arif Budiman dan Rizal Ramli ke Unhas.

Halaman
12

Berita Terkini