Ada 40 Negara Terjujur di Dunia, Swiss Ada di Nomor 1, Bagaimana dengan Indonesia Soal Kejujuran?

Editor: Arif Fuddin Usman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Swiss jadi negara terjujur di dunia dalam hal mengembalikan dompet yang hilang, Indonesia?

Ada 40 Negara Terjujur di Dunia, Swiss Ada di Nomor 1, Bagaimana dengan Indonesia Soal Kejujuran?

TRIBUN-TIMUR.COM - Hasil penelitian dirlis, terdapat 40 negara paling jujur di dunia. Negara di urutan pertama adalah Swiss.

Penelitian tersebut menjadi patokan atau ukuran soal kejujuran, orang yang menemukan dompet itu berisi uangdan memilih mengembalikannya.

Baca: Anda Suka Makan Ikan Asin? Sebaiknya Hati-hati, karena Berpotensi Sebabkan Penyakit Ini? Kenapa Bisa

Baca: Viral! Anak-anak Ini Rela Masuk Kantong Plastik Agar Tidak Basah, Demi Bisa Sekolah! Begini Kisahnya

Seperti dilaporkan ABC Australia, dari 17 ribu dompet hilang yang diteliti di 355 kota menunjukkan, orang lebih cenderung mengembalikan dompet jika dompet itu berisi uang.

Semakin besar uang yang ada dalam dompet, semakin besar potensi untuk dikembalikan.

Bagaimana dengan Indonesia, yang dikenal punya penduduk ramah apakah termasuk dalam kategori atas negara-negara paling jujur?

Bagi Alain Cohn, pakar ekonomi dari University of Michigan, tentu ini sama sekali di luar perkiraan.

"Sesuatu yang tidak kami duga sebelumnya," ujarnya seperti dilaporkan ABC Australia.

Dalam eksperimen yang dilakukan di tiga negara, Cohn dan timnya menemukan, menaikkan jumlah uang menjadi 94,15 dolar AS (sekitar Rp1,3 juta) meningkatkan rata-rata pengembalian dompet sebesar 18 persen.

Baca: Fatchur dan Kharisma Unggul di Simulasi Prakualifikasi Olimpiade yang Digelar di Jogjakarta

Baca: Ditinggal Teman Sendirian, Patra Marinna Jauhari Tenaga Medis Asal Sulsel Wafat saat Tugas di Papua

Dari situ, Cohn kemudian menyimpulkan ada dua faktor yang mempengaruhi.

"Satu adalah altruisme, di mana seseorang peduli dengan orang lain, meskipun orang asing," kata Cohn.

Pernyataan Cohn tersebut didukung oleh temuan bahwa dompet yang berisi kunci lebih mungkin dikembalikan daripada dompet yang tidak.

Hal itu karena menurut Cohn, kunci adalah hal yang berharga bagi pemiliknya, meskpun tidak berharga bagi yang mengembalikan.

Namun, Cohn melanjutkan, altruisme tidak menjelaskan segalanya.

Survei menunjukkan, orang tidak suka melihat diri mereka tidak jujur.

"Semakin banyak uang di dompet, mereka akan merasa seperti pencuri jika tidak mengembalikannya," kata Cohn.

"Semakin besar jumlah uang, semakin khawatir mereka tentang citra diri mereka, dan semakin sulit meyakinkan diri sendiri bahwa dirinya adalah seseorang yang baik," imbuhnya.

Apakah Indonesia negara paling jujur di dunia?

Kembali ke pertanyaan awal, di mana posisi Indonesia dalam kategori negara paling jujur di dunia dalam hal mengembalikan dompet?

Sekadar informasi, persentase aktual dari dompet yang dikembalikan berbeda secara substansial antar negara.

Para peneliti memeringkat negara-negara dalam tabel berdasarkan persentase dompet kosong yang dikembalikan.

Peringkat tersebut terdiri atas 40 negara di dunia dengan persentase tertinggi.

Peringkat menunjukkan Swiss menduduki urutan pertama sebagai negara yang paling jujur dalam mengembalikan dompet. Swiss unggul dengan 74 persen.

Posisi Kedua Negara Terjujur

Sementara itu, peringkat kedua dan ketiga diraih oleh Norwegia dan Belanda.

Denmark menduduki peringkat keempat dan Swedia menjadi peringkat kelima.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Berdasarkan tabel di atas, Indonesia menduduki peringkat ke-33 sebagai negara terjujur dalam mengembalikan dompet yang 'hilang'.

40 negara terjujur di dunia dalam mengembalikan dompet yang hilang. Indonesia menduduki peringkat ke-33. (Alain Cohn dkk/Science) (Science)

38 negara menunjukkan peningkatan tingkat pengembalian dompet ketika menemukan uang di dalamnya.

Namun, ada 2 negara yang tidak mengalami peningkatan pengembalian serupa.

Misalnya, di Australia, 69 persen dompet 'hilang' yang berisi uang tunai dikembalikan.

Namun, hanya 57 persen dikembalikan di Amerika Serikat.

Cohn mengatakan, tabel peringkat 40 negara tersebut dapat mencerminkan temuan bahwa kejujuran yang tinggi berkorelasi dengan hal-hal seperti tingkat pendidikan dan kekayaan suatu negara.

Cara Baru Menilai Kejujuran

Cohn dan rekan ekonom dari University of Amsterdam, Shaul Shalvi, menawarkan "cara baru untuk menilai kejujuran manusia".

"Dengan memiliki daftar kartu nama yang ditulis dalam bahasa lokal, penemu dompet dapat mengidentifikasi pemilik dompet sebagai orang lokal," tulis Cohn dan Shalvi dalam artikel penelitian mereka.

Shalvi mengatakan, orang lebih cenderung bertindak ramah terhadap anggota kelompok mereka sendiri daripada anggota kelompok lain.

Hasil penelitian mereka mengungkap bahwa orang cenderung kurang jujur terhadap warga nonlokal, termasuk turis atau imigran.

Namun, beberapa peneliti seperti Simon Moss, dosen senior psikologi di Charles Darwin University, mengatakan hal lain.

Dia mengatakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejujuran masyarakat.

"Orang-orang lebih cenderung mengembalikan apa pun, termasuk dompet, ketika objek itu berisi hal-hal seperti foto," kata Moss.

Menilik hasil penelitian tentang kejujuran dalam mengembalikan domept 'hilang', sejumlah besar orang gagal menyerahkan dompet.

Misalnya, 31 persen orang di Australia tidak mengembalikan dompet berisi uang.

Pakar ekonom perilaku dari Newcastle University Business School, Morris Altman merespons temuan tersebut.

"Data itu juga menunjukkan ada orang yang berperilaku egois. Orang-orang semacam itu juga harus dipahami karena mereka juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan ekonomi," kata Altman. (*)

Artikel ini telah tayang di Suar.ID dengan Judul "Swiss Jadi Negara Paling Jujur di Dunia, Indonesia Kalah Jauh dari Mantan Penjajahnya Soal Kejujuran"

Berita Terkini