TRIBUNMAMASA.COM, MAMASA - Tolak penggusuran Pedagang Kaki Lima (PKL) di eks pasar Mamasa, Sejumlah pedagang dan Mahasiswa mendatangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mamasa, Sulbar Rabu (22/5/2019) pagi.
Puluhan pedagang sayur dan mahasiswa melakukan unjuk rasa terkait penggusuran PKL oleh Satuan Polisi Pamomg Praja (Satpol PP) beberapa waktu lalu.
Saat tiba di Kantor PPRD, pengunjuk rasa berniat melakukan dialog bersama pihak DPRD.
BPK Ungkap 4 Temuan di LKPD Mamasa 2018, Berikut Penjelasannya
WhatsApp, Instagram, Facebook di Indonesia Error / Down, Netizen Bagi Tips VPN hingga Pakai Telegram
Karena tak satupun anggota DPRD berada di kantor, pihak pengunjuk rasa memaksa untuk memasuki ruang sidang.
Akibatnya, pengunjuk rasa nyaris ricuh dengan petugas keamanan, hingga terjadi ketegangan.
Pihak demonstran berhasil memasuki ruang sidang namun tak satupun dari anggota DPRD yang ditemui.
Untungnya, sejumlah aparat keamanan yang melakukan penjagaan memaksa massa keluar dari ruangan sidang hingga situasi kembali meredah.
“Ada sekitar 30 anggota DPRD yang dipilih oleh rakyat, namun tak satupun dari mereka yang mau menemui kami," terang Boby Haryanto salah seorang pengunjuk rasa.
Merasa tidak puas, demonstran kemudian melanjutkan aksinya di Kantor Bupati Mamasa.
Maksimalkan Pengaduan, Pemkot Makassar-Kopel akan Gelar Pelatihan
Pihak demonstran medesak pemerintah daerah agar memberikan solusi bagi para pedangan di pasar lama Mamasa, sebelum direlokasi.
Mereka menolak direlokasi ke pasar Barra-barra milik pemerintah daerah sebab dianggap jauh dari keramaian dan tak ada pembebeli.
Selain itu, mereka juga menilai penggusuran terhadap pedang sayur di pasar lama Mamasa tidak adil lantaran sejumlah pedang sayur lainya dibiarkan tetap berdagang di pasar lama Mamasa.
Laporan wartawan @rexta_sammy
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: