TRIBUN-TIMUR.COM- Polda Metro Jaya merilis wajah-wajah pelaku provokator kerusuhan di depan gedung Bawaslu, Jl MH Thamrin Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).
Polda Metro Jaya menangkap 257 tersangka yang diduga provokator dalam kerusuhan di tiga tempat kejadian perkara (TKP) di Jakarta.
"Berkaitan dengan kegiatan unjuk rasa tanggal 21 dan 22 Mei yang TKP-nya ada tiga yakni gedung Bawaslu, wilayah Petamburan, dan Gambir. Dari ketiga TKP itu, ada 257 tersangka," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (22/5/2019).
Secara rinci, Argo menjelaskan, pihaknya mengamankan 72 tersangka terduga provokator yang melakukan unjuk rasa hingga terjadi kerusuhan di depan gedung Bawaslu RI.
Untuk kerusuhan di wilayah Petamburan, polisi mengamankan 156 tersangka. Sementara untuk kerusuhan di wilayah Gambir, polisi menangkap 29 tersangka.
"Jumlah (orang yang ditangkap) masih bisa bertambah," ujarnya.
Barang bukti yang diamankan diantaranya bom molotov, senjata tajam berupa parang dan belati, uang tunai Rp 5 juta, batu, dan telepon genggam.
Adapun, massa pendukung Prabowo-Sandiaga masih berkumpul di depan Kantor Bawaslu, Jakarta, hingga Rabu sore.
Mereka memprotes hasil rekapitulasi suara Pilpres yang dilakukan KPU.
Dalam aksi Selasa (21/5/2019) kemarin, unjuk rasa juga berakhir kerusuhan hingga Rabu sore, di beberapa lokasi di Jakarta seperti Tanah Abang dan Slipi.
Menurut kepolisian, para pelaku kerusuhan adalah kelompok lain yang diduga bayaran. Polri menduga kerusuhan sudah direncanakan.
Aparat kepolisian juga selalu berjaga di objek vital seperti gedung KPU, Bawaslu, dan pusat keramaian untuk mengamankan situasi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hingga Rabu Malam, 257 Perusuh di Jakarta Ditangkap Polisi"
Provokator Dari Luar Jakarta
Kerusuhan tersebut bermula saat pihak kepolisian berupaya membubarkan massa karena batas waktu izin aksi telah selesai.
Sebagian besar massa yang ada di depan kantor Bawaslu sudah membubarkan diri pukul 20.00.
Namun, masih masih ada massa yang menolak membubarkan diri.
Awalnya, mereka berusaha merusak pagar besi di Gedung Bawasu sekitar pukul 22.00. Polisi pun bergerak membubarkan paksa.
Massa berlarian ke arah Tanah Abang, sebagian lagi ke arah Gondangdia dan terkonsentrasi di Jalan Agus Salim.
Baca: 50 Personel TNI-Polri Bantaeng Patroli Bersama Pasca Putusan Hasil Pemilu, Pantau 3 Lokasi
Baca: Kalah Lagi dari Jokowi, Inilah Perjalanan Politik Prabowo Sejak 2004, Bagaimana Peluangnya di 2024?
Baca: PNS Siap-siap Dipecat Kalau Ikut Aksi Demo Hari Ini 22 Mei 2019, Kalau ke Jakarta Langsung Dicopot
Massa kemudian melempar batu hingga petasan ke arah polisi. Polisi akhirnya melepaskan tembakan gas air mata kepada kerumunan massa.
Pihak kepolisian pun membeberkan provokator yang menyebabkan kericuhan di depan kantor Bawaslu.
Hal itu kemukakan oleh Karopenmas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo melalui sambungan telepon acara Kompas TV, rabu (22/5/2019).
Dengan tegas Dedi mengungkapkan provokator pertama atas aksi unjuk rasa tersebut.
"Dari luar Jakarta yang pertama memprovokasi," sambungnya.
Baca: Kalah Lagi dari Jokowi, Inilah Perjalanan Politik Prabowo Sejak 2004, Bagaimana Peluangnya di 2024?
Namun demikian, Dedi tidak ingin menyebutkan secara spesifik dari mana asal provokator yang dimaksud.
Dirinya lantas mengatakan bahwa aksi kericuhan ditunggangi oleh pihak ketiga.
Terkait itu, Dedi menyatakan aparat terus melakukan penetrasi dan identifikasi terhadap massa.
"Ya saya tidak menyebutkan daerahnya, tapi kan cuma aparat kepolisian di lapangan sudah mengidentifikasi untuk kelompok massa tersebut," kata Dedi.
"Ini adalah pihak ketiga yang memang menunggangi aksi yang seharusnya damai, diprovokasi oleh masyarakat dari luar Jakarta yang mengakibatkan massa terpancing,"
"Ini yang akan terus kita lakukan penetrasi dan kita lakukan juga identifikasi untuk massa ini, begitu," tandasnya.
Baca: Tak Pernah Deklarasi Meski Sudah Unggul versi Quick Count, Kini Jokowi-Maruf Beri Pidato Kemenangan
Simak vidoenya dari menit 1.37
Kerumunan Massa Bubarkan Diri
Kerumuman massa peserta aksi demo di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mulai membubarkan diri, Selasa (21/5/2019) malam.
Hal tersebut sesuai dengan imbauan pihak kepolisian yang meminta para peserta aksi untuk menyudahi demo, setelah selesai salat Tarawih.
Diketahui, massa tersebut sudah hadir sejak pagi dan semakin ramai setelah petang hari.
Dilansir oleh KompasTV, terlihat sejumlah masssa yang memakai baju putih, serta baju lainya.
Ada pula TNI, da Polri yang turut menjaga aksi demo tersebut.
Baca: Dulu Bilang Tak Percaya, Ada Apa BPN Prabowo-Sandi Tiba-tiba Siapkan Gugatan ke Mahkamah Konstitusi?
Ada suara yang mendominasi jalannya demo tersebut dengan menggunakan pengeras suara.
Suara laki-laki yang tak diketahui namanya tersebut meminta polisi dan Brimob untuk tidak maju.
"Polisi, polisi polisi, Brimob Brimob tidak maju. Terima kasih, terima kasih Pak Kiai Ulama," ujar lelaki tersebut.
"Salam hormat kami TNI Polri dari keluarga besar ibu-ibu yang sebagian besar juga memiliki anak TNI," ujar pengeras suara tersebut.
Selain itu, lelaki itu juga memberikan salam hormat pada para pendemo.
"Terima kasih bapak ibu sekalian salam hormat kami dari TNI dan Polri, terima kasih banyak salam hormat kami, kami salut kami respect pada teman-teman sekalian bahwa dari pagi, siang dan malam hari ini pelaksanaan kegiatan aksi damai ini berjalan dengan baik," ujarnya.
Baca: VIDEO Detik-detik Live Kompas TV Massa Serang Polisi dengan Kembang Api saat demo di Bawaslu, Nonton
Lihat videonya:
(TribunWow.com/Atri/Tiffany)
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur:
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Polri Beberkan Provokator Pertama Kericuhan di Depan Kantor Bawaslu, Singgung Pihak Ketiga, https://wow.tribunnews.com/2019/05/22/polri-beberkan-provokator-pertama-kericuhan-di-depan-kantor-bawaslu-singgung-pihak-ketiga?page=all.
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Astini Mega Sari