Inilah Wajah-wajah Provokator Bayaran Kerusuhan di Bawaslu, Rabu Malam Sudah 257 Perusuh Ditangkap

Editor: Waode Nurmin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Massa melakukan perlawanan ke arah petugas kepolisian di depan kantor Bawaslu RI di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (21/5/2019). Massa melempari polisi menggunakan benda tumpul, lalu dibalas tembakan gas air mata.

Sebagian besar massa yang ada di depan kantor Bawaslu sudah membubarkan diri pukul 20.00.

Namun, masih masih ada massa yang menolak membubarkan diri.

Awalnya, mereka berusaha merusak pagar besi di Gedung Bawasu sekitar pukul 22.00. Polisi pun bergerak membubarkan paksa.

Massa berlarian ke arah Tanah Abang, sebagian lagi ke arah Gondangdia dan terkonsentrasi di Jalan Agus Salim.

Baca: 50 Personel TNI-Polri Bantaeng Patroli Bersama Pasca Putusan Hasil Pemilu, Pantau 3 Lokasi

Baca: Kalah Lagi dari Jokowi, Inilah Perjalanan Politik Prabowo Sejak 2004, Bagaimana Peluangnya di 2024?

Baca: PNS Siap-siap Dipecat Kalau Ikut Aksi Demo Hari Ini 22 Mei 2019, Kalau ke Jakarta Langsung Dicopot

Massa kemudian melempar batu hingga petasan ke arah polisi. Polisi akhirnya melepaskan tembakan gas air mata kepada kerumunan massa.

Pihak kepolisian pun membeberkan provokator yang menyebabkan kericuhan di depan kantor Bawaslu.

Hal itu kemukakan oleh Karopenmas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo melalui sambungan telepon acara Kompas TV, rabu (22/5/2019).

Dengan tegas Dedi mengungkapkan provokator pertama atas aksi unjuk rasa tersebut.

"Kita sudah mengidentifikasi dari luar," ujar Dedi.

"Dari luar Jakarta yang pertama memprovokasi," sambungnya.

Baca: Kalah Lagi dari Jokowi, Inilah Perjalanan Politik Prabowo Sejak 2004, Bagaimana Peluangnya di 2024?

Namun demikian, Dedi tidak ingin menyebutkan secara spesifik dari mana asal provokator yang dimaksud.

Dirinya lantas mengatakan bahwa aksi kericuhan ditunggangi oleh pihak ketiga.

Terkait itu, Dedi menyatakan aparat terus melakukan penetrasi dan identifikasi terhadap massa.

"Ya saya tidak menyebutkan daerahnya, tapi kan cuma aparat kepolisian di lapangan sudah mengidentifikasi untuk kelompok massa tersebut," kata Dedi.

"Ini adalah pihak ketiga yang memang menunggangi aksi yang seharusnya damai, diprovokasi oleh masyarakat dari luar Jakarta yang mengakibatkan massa terpancing,"

"Ini yang akan terus kita lakukan penetrasi dan kita lakukan juga identifikasi untuk massa ini, begitu," tandasnya.

Baca: Tak Pernah Deklarasi Meski Sudah Unggul versi Quick Count, Kini Jokowi-Maruf Beri Pidato Kemenangan

Halaman
1234

Berita Terkini