Saat itu, Jokowi-JK meraih kemenangan dengan 70.997.85 suara (53,15 persen).
Sementara, Prabowo Subianto yang berpasangan denhan Hatta Rajasa meraih 62.576.444 suara (46,85 persen). Selisih suara kedua paslon adalah 8.421.389 (6,3 persen).
Kendati demikian, saat itu Jokowi-JK menang di lebih banyak provinsi.
Ada 23 provinsi di mana Jokowi-JK unggul, yakni:
Sumatera Utara
Jambi
Bengkulu
Kepulauan Riau
Bangka Belitung
Lampung
DKI Jakarta
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Jawa Timur
Nusa Tenggara Timur
Bali
Sulawesi Selatan
Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
Kalimantan Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Utara
Maluku
Papua, dan
Papua Barat.
Sementara itu, Prabowo-Hatta berjaya di 10 provinsi, yakni:
Aceh
Sumatera Barat
Riau
Sumatera Selatan
Banten
Jawa Barat
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Selatan
Gorontalo, dan
Maluku Utara.
Maklumat Prabowo Subianto
Maklumat resmi Prabowo Subianto jelang aksi demo 21 atau 22 Mei "tak ada niat kami untuk makar".
Calon Presiden Prabowo Subianto menyampaikan maklumat dan imbauan kepada pendukungnya yang akan melakukan aksi atau demo memprotes penyelenggaraan Pemilu pada 21 atau 22 Mei 2019.
Dalam video yang diterima Tribunnews.com, Prabowo menyampaikan hal tersebut di kediamannya usai menyambangi Polda Metro Jaya, Senin (20/5/2019) malam.
Dalam video berdurasi 7 menit itu, ia meminta pendukungnya untuk tidak melakukan kekerasan dalam berunjukrasa.
"Saudara-saudara sekalian saya ingatkan perjuangan kita harus damai. Perjuangan kita harus bebas dari kekerasan," kata Prabowo.
Ketua Umum Gerindra itu meminta pendukungnya untuk tidak terprovokasi.
Bahkan apabila ada yang memprovokasi ia mengimbau pendukungnya untuk tidak melakukan aksi balasan.
"Kalau terprovokasi saya mohon jangan membalas, memang berat, bahkan kalau saudara dipukul jangan balas, memang berat, seorang ksatria harus memikul beban yang berat.
Jalan yang sulit itulah jalan pendekar. Pendekar tidak boleh gentar menghadapi cobaan yang berat bilamana saudara disakiti jangan membalas, selalu memberi kedamaian, selalu memberikan langkah-langkah baik dan positif itu permintaan saya," katanya.
Prabowo mengatakan pihaknya tidak memiliki sama sekali niatan untuk berbuat makar. Pihaknya justru ingin menegakkan hukum agar berlaku adil.
"Tidak ada niat kami untuk makar tidak ada niat kami untuk melanggar hukum. Justru kami ingin mengamankan hukum, kami ingin menegakkan hukum kebenaran dan keadilan. Katakanlah yang benar itu benar, dan yang salah itu salah," katanya.
Menurut Prabowo meski dirinya dan sejumlah barisan pendukungnya merupakan mantan tentara yang mengerti perang dan kekerasan, tetapi pihaknya tidak ingin unjuk rasa pemilu diwarnai aksi kekerasan.
"Memang kami-kami banyak mantan tentara dan mengerti apa arti perang dan kekerasan, kami tidak menginginkan sama sekali kekerasan digunakan dalam kehidupan politik Indonesia.
Saudara-saudara sekalian memang berat jalan non violence, anti kekerasan memang berat, tapi sejarah membuktikan kadang-kadang justru yang berat itu yang akan membawa kebaikan bagi semuanya," katanya.
Tampak dalam video berdurasi 7 menit itu, sejumlah purnawirawan Jenderal TNI, diantaranya yakni Mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Purnawirawan Tedjo Edhy Purdjiatno.
Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Purnawirawan Imam Sufaat, Mantan Wamenhan Letjen Purnawirawan Sjafrie Sjamsoeddin, Mantan Danjen Kopassus Agus Sutomo, dan lainnya.
Tidak Melakukan Kekerasan
Calon Presiden Prabowo Subianto meminta kepada pendukungnya yang akan melakukan aksi unjukrasa untuk tidak melakukan kekerasan.
Dalam video yang diterima Tribunnews, hal itu disampaikan Prabowo di Kediamannya, usai menyambangi Polda Metro Jaya, Senin (20/5/2019) malam.
"Apapun tindakan dilakukan dengan damai dengan bersahabat, dengan suasana kekeluargaan," kata Prabowo Subianto.
Mantan Danjen Kopassus itu mengaku mendengar adanya isu unjuk rasa pada 22 Mei akan dilakukan dengan kekerasan.
Menurut Prabowo apabila ada yang melakukan kekerasan maka itu bukan pendukung atau sahabatnya.
"Jadi saudara-saudara kami mendapat laporan ada banyak isu-isu katanya ada yang mau bikin aksi-aksi kekerasan, itu bukan pendukung-pendukung kami, dan itu bukan sahabat-sahabat saya" katanya.
Prabowo juga meminta kepada aparat keamanan untuk tidak melakukan tindakan represif terhadap para pengunjuk rasa.
TNI menurutnya merupakan tentara rakyat dan Polisi merupakan pengayom dan pelindung masyarakat.
"Kita mohon bahwa aparat penegak hukum benar-benar mengayomi seluruh masyarakat, bahwa saudara saudara milik seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Tampak dalam video berdurasi 7 menit itu, sejumlah purnawirawan Jenderal TNI, diantaranya yakni Mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Purnawirawan Tedjo Edhy Purdjiatno.
Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Purnawirawan Imam Sufaat, Mantan Wamenhan Letjen Purnawirawan Sjafrie Sjamsoeddin, Mantan Danjen Kopassus Agus Sutomo, dan lainnya.
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur:
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Melihat Perbandingan Suara Jokowi dan Prabowo di 2019 dan 2014", https://nasional.kompas.com/read/2019/05/21/05415421/melihat-perbandingan-suara-jokowi-dan-prabowo-di-2019-dan-2014.
Penulis : Ihsanuddin
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary
Artikel Ini Telah Tayang di tribunnews.com dengan Judul "Prabowo Minta Pendukungnya Tidak Balas Memukul Jika Dipukul Saat Aksi 22 Mei 2019"