Pilpres 2019

Pengumuman Hasil Pemilu 2019, Jokowi-Maruf Menang, Bandingkan Perolehan Suara dengan Prabowo di 2014

Editor: Anita Kusuma Wardana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengumuman Hasil Pemilu 2019, Jokowi-Maruf Menang, Bandingkan Perolehan Suara dengan Prabowo di 2014

TRIBUN-TIMUR.COM-Komisi Pemilihan Umum atau KPU telah menetapkan hasil rekapitulasi perhitungan suara tingkat nasional Pemilihan Presiden 2019 atau Pilpres 2019.

Rekapitulasi KPU tersebut terdiri atas 34 provinsi dan luar negeri yang mencakup 130 wilayah.

Dikutip dari Kompas.com, hasil rekapitulasi Pilpres 2019 tersebut ditetapkan pada Selasa (21/5/2019) pukul 01.46 WIB melalui Keputusan KPU RI Nomor 987/PL.01.8-KPT/06/KPU/V/2019 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Secara Nasional dalam Pemilihan Umum Tahun 2019.

Dari hasil rekapitulasi yang ditetapkan KPU, pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin menang atas paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Jumlah perolehan suara Jokowi-Ma'ruf mencapai 85.607.362 atau 55,50 persen.

Sementara, perolehan suara Prabowo-Sandi sebanyak 68.650.239 atau 44,50 persen.

Selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen.

Jokowi-Ma'ruf menang di 21 provinsi, yakni:

Gorontalo

Kalimantan Tengah

Kalimantan Utara

Kalimantan Barat

Bangka Belitung

Bali

Sulawesi Barat

Yogyakarta

Kalimantan Timur

Lampung

Sulawesi Utara

Sulawesi Tengah

Jawa Timur

NTT

Jawa Tengah

Kepulauan Riau

Papua Barat

DKI Jakarta

Sumatera Utara

Maluku, dan Papua. 

Adapun, 13 provinsi lainnya dikuasai pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, yakni:

Bengkulu

Kalimantan Selatan

Maluku Utara

Jambi

Sumatera Selatan

Sulawesi Tenggara

Sumatera Barat

Banten

Aceh

NTB

Jawa Barat

Sulawesi Selatan, dan

Riau.

Hasil Pilpres 2014

Jika dibandingkan Pilpres 2014 yang juga mempertemukan Jokowi vs Prabowo, kali ini terjadi peningkatan selisih suara antara kedua paslon.

Pada Pilpres 5 tahun lalu, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla unggul lebih tipis.

Saat itu, Jokowi-JK meraih kemenangan dengan 70.997.85 suara (53,15 persen).

Sementara, Prabowo Subianto yang berpasangan denhan Hatta Rajasa meraih 62.576.444 suara (46,85 persen). Selisih suara kedua paslon adalah 8.421.389 (6,3 persen).

Kendati demikian, saat itu Jokowi-JK menang di lebih banyak provinsi.

Ada 23 provinsi di mana Jokowi-JK unggul, yakni:

Sumatera Utara

Jambi

Bengkulu

Kepulauan Riau

Bangka Belitung

Lampung

DKI Jakarta

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Jawa Timur

Nusa Tenggara Timur

Bali

Sulawesi Selatan

Kalimantan Barat

Kalimantan Timur

Kalimantan Tengah

Sulawesi Tengah

Sulawesi Barat

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Utara

Maluku

Papua, dan

Papua Barat.

Sementara itu, Prabowo-Hatta berjaya di 10 provinsi, yakni:

Aceh

Sumatera Barat

Riau

Sumatera Selatan

Banten

Jawa Barat

Nusa Tenggara Barat

Kalimantan Selatan

Gorontalo, dan

Maluku Utara. 

Surat suara Pilpres 2019. (KOMPAS.COM)

Maklumat Prabowo Subianto

Maklumat resmi Prabowo Subianto jelang aksi demo 21 atau 22 Mei "tak ada niat kami untuk makar".

Calon Presiden Prabowo Subianto menyampaikan maklumat dan imbauan kepada pendukungnya yang akan melakukan aksi atau demo memprotes penyelenggaraan Pemilu pada 21 atau 22 Mei 2019.

Dalam video yang diterima Tribunnews.com, Prabowo menyampaikan hal tersebut di kediamannya usai menyambangi Polda Metro Jaya, Senin (20/5/2019) malam.

Dalam video berdurasi 7 menit itu, ia meminta pendukungnya untuk tidak melakukan kekerasan dalam berunjukrasa.

"Saudara-saudara sekalian saya ingatkan perjuangan kita harus damai. Perjuangan kita harus bebas dari kekerasan," kata Prabowo.

Ketua Umum Gerindra itu meminta pendukungnya untuk tidak terprovokasi.

Bahkan apabila ada yang memprovokasi ia mengimbau pendukungnya untuk tidak melakukan aksi balasan.

"Kalau terprovokasi saya mohon jangan membalas, memang berat, bahkan kalau saudara dipukul jangan balas, memang berat, seorang ksatria harus memikul beban yang berat.

Jalan yang sulit itulah jalan pendekar. Pendekar tidak boleh gentar menghadapi cobaan yang berat bilamana saudara disakiti jangan membalas, selalu memberi kedamaian, selalu memberikan langkah-langkah baik dan positif itu permintaan saya," katanya.

Prabowo mengatakan pihaknya tidak memiliki sama sekali niatan untuk berbuat makar. Pihaknya justru ingin menegakkan hukum agar berlaku adil.

"Tidak ada niat kami untuk makar tidak ada niat kami untuk melanggar hukum. Justru kami ingin mengamankan hukum, kami ingin menegakkan hukum kebenaran dan keadilan. Katakanlah yang benar itu benar, dan yang salah itu salah," katanya.

Menurut Prabowo meski dirinya dan sejumlah barisan pendukungnya merupakan mantan tentara yang mengerti perang dan kekerasan, tetapi pihaknya tidak ingin unjuk rasa pemilu diwarnai aksi kekerasan.

"Memang kami-kami banyak mantan tentara dan mengerti apa arti perang dan kekerasan, kami tidak menginginkan sama sekali kekerasan digunakan dalam kehidupan politik Indonesia.

Saudara-saudara sekalian memang berat jalan non violence, anti kekerasan memang berat, tapi sejarah membuktikan kadang-kadang justru yang berat itu yang akan membawa kebaikan bagi semuanya," katanya.

Tampak dalam video berdurasi 7 menit itu, sejumlah purnawirawan Jenderal TNI, diantaranya yakni Mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Purnawirawan Tedjo Edhy Purdjiatno.

Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Purnawirawan Imam Sufaat, Mantan Wamenhan Letjen Purnawirawan Sjafrie Sjamsoeddin, Mantan Danjen Kopassus Agus Sutomo, dan lainnya.

Tidak Melakukan Kekerasan

Maklumat resmi Prabowo Subianto jelang aksi demo 21 atau 22 Mei "tak ada niat kami untuk makar". (KOMPAS.COM)

Calon Presiden Prabowo Subianto meminta kepada pendukungnya yang akan melakukan aksi unjukrasa untuk tidak melakukan kekerasan.

Dalam video yang diterima Tribunnews, hal itu disampaikan Prabowo di Kediamannya, usai menyambangi Polda Metro Jaya, Senin (20/5/2019) malam.

"Apapun tindakan dilakukan dengan damai dengan bersahabat, dengan suasana kekeluargaan," kata Prabowo Subianto.

Mantan Danjen Kopassus itu mengaku mendengar adanya isu unjuk rasa pada 22 Mei akan dilakukan dengan kekerasan.

Menurut Prabowo apabila ada yang melakukan kekerasan maka itu bukan pendukung atau sahabatnya.

"Jadi saudara-saudara kami mendapat laporan ada banyak isu-isu katanya ada yang mau bikin aksi-aksi kekerasan, itu bukan pendukung-pendukung kami, dan itu bukan sahabat-sahabat saya" katanya.

Prabowo juga meminta kepada aparat keamanan untuk tidak melakukan tindakan represif terhadap para pengunjuk rasa.

TNI menurutnya merupakan tentara rakyat dan Polisi merupakan pengayom dan pelindung masyarakat.

"Kita mohon bahwa aparat penegak hukum benar-benar mengayomi seluruh masyarakat, bahwa saudara saudara milik seluruh rakyat Indonesia," katanya.

Tampak dalam video berdurasi 7 menit itu, sejumlah purnawirawan Jenderal TNI, diantaranya yakni Mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Purnawirawan Tedjo Edhy Purdjiatno.

Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Purnawirawan Imam Sufaat, Mantan Wamenhan Letjen Purnawirawan Sjafrie Sjamsoeddin, Mantan Danjen Kopassus Agus Sutomo, dan lainnya.

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:

Follow juga Instagram Tribun Timur:

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Melihat Perbandingan Suara Jokowi dan Prabowo di 2019 dan 2014", https://nasional.kompas.com/read/2019/05/21/05415421/melihat-perbandingan-suara-jokowi-dan-prabowo-di-2019-dan-2014
Penulis : Ihsanuddin
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

Artikel Ini Telah Tayang di tribunnews.com dengan Judul "Prabowo Minta Pendukungnya Tidak Balas Memukul Jika Dipukul Saat Aksi 22 Mei 2019"

Berita Terkini