Ust Abdul Somad, Ust Adi Hidayat & Aa Gym, Alasan Penulis Novel ini Pilih Prabowo-Sandi di Pilpres

Editor: Ilham Arsyam
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

UAS, UAH dan Aa Gym pilih Prabowo Sandi di Pilpres

Ustadz Abdul Somad, Ustadz Adi Hidayat & Aa Gym, Alasan Penulis Novel ini Pilih Prabowo-Sandi di Pilpres

TRIBUN-TIMUR.COM - Setiap orang memiliki pilihan masing-masing di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Termasuk penulis Novel Syurga Yang Tidak Dirindukan yang telah diadopsi menjadi sebuah film.

Novelis itu aadalah Asma Nadia.

Ihwan dukungannya kepada Prabowo-Sandi ia unggah di akun Instagram miliknya, @
asmanadia.

Berikut unggahannya:

Bismillah saya memilih 02 Pak Prabowo dan Pak Sandi." - Aa Gym (geser kiri untuk video selengkapnya)

Ilmu saya amat minim. Keikhlasan apalagi.

Baca: Sejumlah Tokoh Jadi Tersangka akibat Ucapannya, Aa Gym: Saatnya Berhati-hati, Semuanya akan Dituntut

Baca: 2 Doa Buka Puasa Sesuai Sunnah Rasul Yang Bilang Bukan Ust Abdul Somad, tapi Syaikh Ibnu Utsaimin

Hanya suara hati yang menggerakkan dengan beberapa pertimbangan.

Tapi siapa yang tidak tergerak dan tergetar ketika para ustadz yang selama ini terkenal jernih,

yang dikenal luas wawasan keilmuan, dan jelas jejak langkah kebaikannya,

memutuskan bersikap secara terbuka.

Setelah @bachtiarnasir mengawali.

Lanjut @ustadzabdulsomad @ustadzadihidayat memberikan dukungan kepada @prabowo @sandiuno, alhamdulillah siang tadi @aagym menegaskan pilihannya.

Allahu akbar!

Semoga doa-doa para ustadz yang tak ingin diundang ke istana, yang tak berharap akan jabatan dan materi, dikabulkan Allah.

Semoga amanah jika terpilih dan benar-benar berjuang untuk rakyat dan menjadi Pemimpin negeri yang dicintai dan mencintai rakyatnya ya Pak @prabowo dan Mas @sandiuno ??

Baca: Bandingkan! Jawaban Ustadz Abdul Somad & Ustadz Adi Hidayat Tentang Boleh Tidaknya Mencampur Mazhab

Baca: Bukannya Marah, ini Reaksi Ustadz Adi Hidayat Saat Bertemu Andre Taulany Usai Viral Video Adisomad

Bagi yang belum tahu apa yang akan dipilih, bisa memulai dengan mencermati bagaimana para ustadz kita menentukan pilihan.

Saya menyimak cerita semuanya sebelum menegaskan pilihan.

Terenyuh dan berderai air mata bagaimana mereka yang tinggi ilmunya,

banyak sekali menebar manfaat, namun masih sedemikian keras ikhtiar mencari kebenaran.

Sikap hati2 mereka.

Bagaimana ust @ustadzabdulsomad mencari bimbingan hati sebelum memilih hingga berjalan ke pelosok-pelosok menemui para ust yang beliau percaya walau tdk terkenal tapi jernih mata batinnya.

Sosok-sosok yang tak mau makan nasi jika berasnya dibeli di pasar.

Hanya makan sesuatu yang jelas proses dan perjalanannya, dari tangan mereka sendiri.

Para guru kita bukan hanya melakukan ikhtiar mencari petunjuk bagi diri sendiri melalui tahajud tp beliau melangkah ke para guru lainnya.

Baca: Sejumlah Tokoh Jadi Tersangka akibat Ucapannya, Aa Gym: Saatnya Berhati-hati, Semuanya akan Dituntut

Baca: 2 Doa Buka Puasa Sesuai Sunnah Rasul Yang Bilang Bukan Ust Abdul Somad, tapi Syaikh Ibnu Utsaimin

Semoga makin solid langkah umat saat bergerak bersama para guru berjuta umat.

Semoga Allah berikan kemenangan ??

bagi Indonesia kita. Aamiin ya Robbana??

#UASpilihPrabowo #UAHpilihPrabowo #AaGymPilihPrabowo #AsmaNadiaPilihPrabowo ??

Buat rekan yang berbeda pilihan, kita tetap bersaudara.

Terus mendoakan yang terbaik bagi tumpah darah tercinta?? PS :

kenapa sbg penulis, asma nadia tidak bersikap netral? Saya bahas di postingan sebelum ini. ??

Mengutip wikipedia, Asma Nadia lahir di Jakarta, 26 Maret 1972. Umur 47 tahun.

Ia adalah seorang penulis novel dan cerpen Indonesia.

Baca: Bandingkan! Jawaban Ustadz Abdul Somad & Ustadz Adi Hidayat Tentang Boleh Tidaknya Mencampur Mazhab

Baca: Bukannya Marah, ini Reaksi Ustadz Adi Hidayat Saat Bertemu Andre Taulany Usai Viral Video Adisomad

Ia dikenal sebagai pendiri Forum Lingkar Pena dan manajer Asma Nadia Publishing House.

Asma Nadia merupakan anak kedua dari pasangan Amin Usman yang berasal dari Aceh dan Maria Eri Susanti yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa dari Medan.

Ia memiliki seorang kakak bernama Helvy Tiana Rosa, dan seorang adik bernama Aeron Tomino.

Mereka bertiga menekuni minat mereka menulis sebagaimana sang kakek dari pihak ayah yaitu Teuku Muhammad Usman El Muhammady.

Ia menikah dengan Isa Alamsyah yang juga seorang penulis.

Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua anak yang bernama Eva Maria Putri Salsabila dan Adam Putra Firdaus.

Anak mereka juga menekuni karier sebagai penulis.

Setelah lulus dari SMA 1 Budi Utomo, Jakarta, ia melanjutkan kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian di Institut Pertanian Bogor.

Ia tidak menyelesaikan kuliah yang dijalaninya, karena ia harus beristirahat karena penyakit yang dideritanya.

Ia mempunyai obsesi untuk terus menulis. Ketika kesehatannya menurun, ia tetap bersemangat menulis.

Di samping itu, dorongan dan semangat yang diberikan keluarga dan orang yang menyayanginya memotivasi untuk terus menulis.

Asma tetap aktif mengirimkan tulisannya ke majalah Islam.

Sebuah cerpennya yang berjudul Imut dan Koran Gondrong pernah meraih juara pertama Lomba Menulis Cerita Pendek Islami (LMCPI) tingkat nasional yang diadakan majalah Aninda pada tahun 1994 dan 1995.

Selain menulis cerita fiksi, ia juga aktif menulis lirik lagu. Sebagian lirik lagunya terdapat di album Bestari I (1996),

Bestari II (1997), dan Bestari III (2003), Snada The Prestation, Air Mata Bosnia, Cinta Ilahi, dan Kaca Diri.

Ia pernah mengikuti Pertemuan Sastrawan Nusantara XI di Brunei Darusalam, bengkel kerja kepenulisan novel yang diadakan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera).

Dari hasil kegiatan kepenulisan Mastera, ia menghasilkan novel yang berjudul Derai Sunyi.

Sebagai anggota ICMI, Asma Nadia juga pernah diundang untuk mengisi acara bengkel kerja kepenulisan yang diadakan ICMI, orsat Kairo.

Kesibukannya selain sebagai penulis fiksi, ia memimpin Forum Lingkar Pena, sebuah forum kepenulisan bagi penulis muda yang anggotanya hampir ada di seluruh provinsi di Indonesia.

Asma juga sering menjadi pemandu acara pada acara yang bernuansa keislaman.

Kini, Asma juga aktif dengan pekerjaannya sebagai direktur Yayasan Prakasa Insan Mandiri (Prima).

Ia juga sibuk mengadakan berbagai paket kegiatan anak melalui prime kids dan memberi kursus bahasa Inggris.

Karena karya-karyanya, ia pernah mendapat berbagai penghargaan.

Selain menulis, Asma sering diminta untuk memberi materi dalam berbagai lokakarya yang berkaitan dengan penulisan dan feminisme, baik di dalam dan di luar negeri.

Pada tahun 2009 dalam perjalanannya keliling Eropa setelah mendapatkan undangan writers in residence dari Le Chateau de Lavigny (Agustus - September 2009), ia sempat diundang untuk memberikan seminar dan wawancara kepenulisan di PTRI Jenewa, Masjid Al Falah Berlin (bekerja sama dengan FLP dan KBRI di sana), KBRI Roma, Manchester (dalam acara KIBAR Gathering), dan Newcastle.

Sejak awal tahun 2009, ia merintis penerbitan sendiri dengan nama Asma Nadia Publishing House.

Beberapa bukunya yang telah diadaptasi menjadi film adalah Emak Ingin Naik Haji, Rumah Tanpa Jendela dan Assalamualaikum Beijing.

Seluruh royalti dari buku Emak Ingin Naik Haji disumbangkannya untuk sosial dan kemanusiaan, khususnya membantu mewujudkan impian kaum Islam untuk menunaikan ibadah haji, tetapi kurang mampu.

Ia juga berprofesi sebagai penulis tetap di kolom resonansi Republika setiap Sabtu.

Ia pernah menjadi satu dari 35 penulis dari 31 negara yang diundang untuk menjadi penulis tamu dalam Iowa International Writing Program, di sana ia sempat berbagi tentang Indonesia dan proses kreatifnya dalam menulis dengan pelajar dan mahasiswa serta kaum tua di Amerika Serikat.

Selain memenuhi undangan membaca cerpen yang telah diterjemahkan ke bahasa Inggris, karyanya terpilih untuk ditampilkan dalam adaptasi ke pentas teater di Iowa, selain berkolaborasi dengan aktor tunarungu Amerika Serikat dalam pementasan di State Department, Washington D.C.

Ia menggemari seni fotografi, dan telah menjelajah 59 negara dan 270 kota di dunia.

Melalui Yayasan Asma Nadia, ia merintis Rumah Baca Asma Nadia yang tersebar di seluruh Indonesia.

Rumah baca sederhana yang beberapa di antaranya memiliki sekolah dan kelas komputer serta tempat tinggal bagi anak yatim secara gratis untuk membaca dan beraktivitas bagi anak-anak dan remaja yang kurang mampu.

Saat ini, ada 140 perpustakaan yang dikelola bersama relawan untuk kaum yang kurang beruntung dan tidak mampu. (*)


Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Novelis Terkenal Ini Pilih Prabowo di Pilpres 2019, Sebut Aa Gym dan Ustadz Abdul Somad, http://kupang.tribunnews.com/2019/05/16/novelis-terkenal-ini-pilih-prabowo-di-pilpres-2019-sebut-aa-gym-dan-ustadz-abdul-somad?page=all.
Penulis: Hasyim Ashari
Editor: Hasyim Ashari

Berita Terkini