TRIBUN-TIMUR.COM - Hubungan antara Calon Presiden Jokowi dan Prabowo belum diketahui seperti apa, sejak terakhir kali bertemu dalam debat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, membeberkan hubungan antara Calon Presiden 01 Joko Widodo (Jokowi) dan Calon Presiden 02 Prabowo Subianto.
Sebagaimana diketahui, keduanya masih belum bertemu dan belum ada rekonsiliasi untuk meredakan suasana Pilpres 2019 yang begitu panas.
Baca: Jadwal Liga Inggris Live MNCTV & beIN Sports- Brighton vs Man City, Liverpool vs Wolves, Juara Liga?
Baca: Narkoba Kerap Masuk Lewat Jalur Udara, Kapolda Sulteng Minta Sistem Keamanan Bandara Ditingkatkan
Dalam wawancara khusus seperti tampak dalam video di saluran YouTube CNN Indonesia, Jumat (10/5/2019), Luhut pun menjelaskan hubungan kedua capres tersebut.
Awalnya, pembawa acara CNN Elvira Khairunnisa membahas soal peran Luhut mencairkan suasana Pilpres.
Terlebih, sebagaimana diketahui, sebelumnya Luhut disebut-sebut menjadi utusan Jokowi untuk bertemu Prabowo.
"Pak Luhut, saya tahu hubungan Pak Luhut dengan Pak Prabowo cukup dekat. Lima tahun yang lalu juga Pak Luhut memiliki peran untuk mencairkan suasana. Di tahun ini apakah Pak Luhut akan mengambil peran itu?" tanya Elvira.
Sebagaimana diketahui, Prabowo dan Luhut memang sudah berteman sejak lama.
Sejak Pangkat Letnan
Bahkan, dalam tulisan di akun Facebooknya pada Oktober 2016, seperti dikutip dari Kompas.com, 7 April 2018, Luhut menuturkan bahwa dirinya sudah berteman dengan Prabowo lebih dari 30 tahun lamanya.
Luhut menjelaskan bahwa pertemanan keduanya sudah terjalin sejak masih dari pangkat Letnan.
Menjawab pertanyaan pembawa acara CNN, Luhut menjelaskan, dirinya tidak pernah mengambil peran apapun terkait hubungan Jokowi-Prabowo.
Baca: Jadwal Liga Spanyol Pekan 37 - Valencia & Sevilla Berusaha ke Zona 4 Besar, Laga Barcelona vs Getafe
Baca: Punya 33 Pemain, Manajemen Persib Bakal Coret Pemain, Siapa Dilepas? Bagaimana Fabiano Beltrame?
"Saya nggak ada pernah ambil peran. Saya, sudah selesai (pilpres) tahun 2014 ya kami telpon-telponan, kami janjian makan di restoran. Ya ketawa-ketawa, makan, ya sudah sesudah itu baik-baik lagi," ungkap Luhut.
"Apa yang bisa saya bantu ya saya bantu, apa yang Pak Prabowo begini ya ini. Nggak ada (peran)," sambung dia.
Luhut menegaskan, dalam berkontestasi politik, tidak boleh ada dendam yang tertinggal. " Kenapa kita mesti hidup bawa dendam sih?" ujar dia.