TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Keinginan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah agar Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat ( Bank Sulselbar ) menjadi Bank Devisa tahun ini direspon serius direksi.
Bupati Bantaeng dua periode itu, kala Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) belum ini berharap Bank Sulselbar dapat menyerap dana investasi asing dalam bentuk uang asing.
Caranya, Bank Sulselbar diminta untuk bisa menjadi bank devisa. Dimana dari 27 Bank Pembangunan Daerah (BPD) di seluruh Indonesia, baru 10 yang sudah berstatus bank devisa.
Jika hal ini terwujud, Bank Sulselbar akan menjadi BPD pertama di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang menjadi bank devisa dan menggenapi 11 BPD beratatus bank devisa.
Melalui Grup Treasury Bank Sulselbar, Direksi menyampaikan progressnya. Pemimpin Grup Treasury, Ade Dwi Zulkarnain mengatakan, status itu akan disandang Bank Sulselbar pada triwulan empat mendatang.
“Kita sudah sementara progres. Tahapan-tahapan untuk mencapai itu sudah kami lalukan. Triwulan 2 ini kita selesaikan syaratnya, triwulan 3 menunggu izin dari OJK, insya Allah triwulan 4 selesai,” kata Ade di sela jumpa pers di kantornya Jl Dr Sam Ratulangi Makassar, Senin.
Pemimpin Departemen Treasury, Product and Client Contact, Edwin Syamsuddin menambahkan, menjadi bank devisa memang sudah merupakan target lima tahunan yang dicatatkan corporate plan 2016 hingga 2020.
Edwin mengatakan untuk menuju bank devisa, BPD wajib memenuhi tiga syarat penting. Pertama, bagaimana tingkat kesehatan bank dengan maksimal komposit 2 selama 18 bulan terakhir.
Kedua, modal inti paling sedikit Rp 1 triliun. Dan rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) paling sedikit 10 persen.
"Kami juga sementara memperkuat sumber daya manusia (SDM) dan IT. Belum lama ini kita sudah merekrut SDM profesional di bidangnya baik internal maupun eksternal,” ujarnya.
Bidik Pasar Jepang, USA hingga China
Pemimpin Departemen Treasury, Product and Client Contact, Edwin Syamsuddin mengaku telah melakukan studi kelayakan berupa Indep interview.
"Kami mengundang 30 importir dan ekportir dari 9 kabupaten/kota untuk mendata dan menggali potensi dan kebutuhan pengusaha bersama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)," kata Edwin.
Setelah indep interview, bisa dipetakan tujuan utama ekspor yang bisa dibiayai Bank Sulselbar yakni, Jepang, Amerika Serikat dan China. Komoditinya, rumput laut, telur ikan, kakao, dan hasil laut.
"Soal segmennya, mulai dari mikro hingga besar kita bidik," kata Edwin.
Sinergi dengan BNI
Keseriusan Bank Sulselbar menjadi bank devisa kian diperkuat sinergi dengan Bank Negara Indonesia (BNI).
Pemimpin Grup Treasury, Ade Dwi Zulkarnain mengatakan, ditunjuknya BNI sebagai koresponden dikarenakan, cakupan cabang BNI di luar negeri paling luas dibandingkan bank lain.
"Dalam waktu dekat, kami akan sinergi dengan BNI. Utamanya menempatkan SDM yang sementara kita seleksi untuk belajar kurun waktu sebulan di kantor BNI pusat," katanya.
Mereka rencananha akan banyak belajar tentang transaksi kiriman uang (remittance), perdagangan internasional (trade finance), treasury, dan transaksi interbank lainnya.(tribun-timur.com)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @fadhlymuhammad
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: