Zamzam mengaku mendapati ada warga di TPS, saat penghitungan suara menyamakan caleg
dengan sembako. "Pas dengar caleg disebut namanya, warga langsung bilang, oo itu gula lima kilo, itu sarung," katanya. Sang caleg memang rajin mendatangi daerah pemilihannya. Pada pemilu kali ini, menjadi filantropis dadakan.
Preferensi warga saat pemilu lebih mudah diubah karena uang. Siapa paling banyak serangan fajarnya, itulah pilihan pemilih. Pemilu pun menjadi momentum bagi rakyat pemilih untuk mengeruk uang caleg.
"Di Pangkep, orang bilang, mau-pi pemilu baru datang (ke konstituen). Setelah itu na-tinggalkan-ki. Masa kita mau ditipu. Sekali-kali, kita yang menipu," ujar Asram.
Seorang peserta berkelakar, "Ada juga langsung coblos, dia pilih saja yang cantik." Refleks , sejumlah peserta pun langsung menyebut sejumlah nama caleg yang disebut cantik.(*)