Pemuda Takalar Ini Untung Puluhan Juta Rupiah dari Bisnis Sablon Baju

Penulis: Muh Syahrul Padli
Editor: Imam Wahyudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Riswan Debet di UD Riswan yang terletak di Jalan Poros Galesong, Desa Bentang, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Kamis (4/4/2019).

TRIBUNTAKALAR.COM, GALESONG - Pemilu 2019 tinggal menghitung hari. Peserta Pemilu dan tim suksesnya gencar berkampanye meraup suara.

Tak hanya kontestan dan tim suksesnya yang pintar-pintar melihat peluang. Pengusaha konveksi dan percetakan juga bersaing melihat peluang untuk meraup pundi-pundi uang.

Atribut calon legislatif dan Capres-Cawapres yang bertarung di pemilihan umum 17 April kini dicetak besar-besaran.

Salah satu percetakan di jalan poros Galesong kabupaten Takalar yang mendapat banyak orderan adalah UD Riswan.

TribunTakalar.com mengunjungi UD Riswan yang terletak di Jalan Poros Galesong, Desa Bentang, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Kamis (4/4/2019) sore.

Pemilik konveksi dan percetakan, Riswan Debet sedang mengutak-atik desain di PC-nya saat ditemui.

Riswan kemudian bercerita awal serius terjun dalam dunia konveksi, sablon dan percetakan. Ia juga menyampaikan suka-duka yang telah ia rasakan selama sepuluh tahun menggeluti usahanya.

Ridwan Debet telah akrab dengan dunia sablon-menyablon sejak masih SD.

Itu lantaran orangtuanya memiliki usaha konveksi dan sablon.

Dari sanalah ia mendapat ilmu. Tapi kala itu ilmunya terbatas karena masih memakai alat-alat konvensional.

Riswan tak berhenti belajar. Terbukti ia belajar dari mana saja. Ia belajar otodidak desain grafis. Ia juga selalu menyegarkan ide dan inovasinya dengan berselancar di dunia maya.

Ketika memasuki Sekolah Menengah Atas, laki-laki kelahiran tahun 1993 itu mulai fokus mengembangkan bisnis yang diwariskan kepadanya.

"Sekarang, usaha saya ini sudah masuk sepuluh tahun. Alhamdulillah usaha ini juga sudah bisa membuka lapangan pekerjaan. Saya memberdayakan sepuluh orang," kata Riswan.

Menurut Riswan, modal untuk mengembangkan usahanya terbilang tinggi.

"Untuk alat sablon saja mencapai sekitar 30 juta. Belum lagi tinta print khusus yang harganya saja sudah 900.000 rupiah dan bahan serta alat lain. Tapi begitulah, untuk mengembangkan usaha, saya harus mengambil risiko," jelas Riswan.

Halaman
12

Berita Terkini