OPINI

OPINI - Rasionalitas dan Ibrah Isra Mikraj

Editor: Aldy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dosen Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Agar jamaah bisa taat sepenuh hati maka islam memberikan kriteria yang jelas untuk menjadi Imam.

Mulai yang paling bagus bacaannya, paling banyak hafalannya, paling dahulu masuk Ilam atau paling tua dan semacamnya.

Baca: Ini Ruas Jalan Rawan Kejahatan di Tamalanrea Makassar

Baca: UMI Loloskan Dua Mahasiswa Ikuti ON MIPA Tahun 2019

Kriteria ini bisa diinternalisasi dalam memilih pemimpin dalam kehidupan bermasyarakat, dengan menentukan syarat-syarat tertentu untuk menjadi Imam.

Jika ini bisa dilakukan maka akan terpilih pemimpin terbaik di masyarakat.

Dalam menjalankan tugasnya, Imam ketika tersalah maka Ma’mun harus mengoreksi, meluruskan dan memperbaiki kesalahan Imam dan dalam hal tertentu bisa digantikan.

Bagi Imam, ketika dikoreksi maka dengan sikap lapang dada harus memperbaiki kesalahannya, termasuk jika diganti.

Prinsip inipun bisa direplikasi dalam kehiduapan bermasyarakat. Bagaimana cara mengoreksi, meluruskan dan memperbaiki kesalahan pemimpin.

Jika cara ini dapat dilakukan dengan baik maka akan tercipta kehidupan bermasyarakat yang damai, tenteram dan saling menghargai.

Semoga saja nilai-nilai ini bisa diaplikasikan dalam kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara, khususnya dalam menyongsong pemilu yang tak lama lagi. (*)

Catatan: tulisan ini telah terbit di Tribun Timur edisi cetak, Jumat (05/04/2019)

Berita Terkini