TRIBUN-TIMUR.COM - Kebijakan pangan di era Jokowi-JK yang tertuang dalam Nawacita menjadi landasan program kerja pemerintah dengan berbagai terobosan baru guna mencapai swasembada pangan dan mensejahterakan petani.
"Jika dulu Indonesia rutin impor jagung, bawang merah, cabai, telur, daging ayam dan lainnya, tapi di era Kabinet Kerja ini, telah membalikkan posisi menjadi ekspor jagung, bawang merah, telur unggas, ayam, domba dan lainnya," demikian diungkap Bambang Sugiharto, Direktur Serealia, Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, di Jakarta, Rabu (3/4/2019).
Dikutip dari rilis Humas Kementan, Bambang mengatakan, capaian ini adalah berkat gebrakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Banyak terobosan baru dan berani dillakukan Mentan Amran.
Baca: Jaga Stabilitas Harga Gabah di Pasaran, Mentan Amran Sulaiman Minta Bulog Serap Hasil Panen Raya
Baca: Mudah dan Praktis, Berikut 10 Aplikasi Lowongan Kerja untuk Raih Pekerjaan Impian
Di antaranya gebrakan percepatan tanam jagung, bawang merah, cabai, peningkatan populasi unggas, Inseminasi Buatan sapi dan lainnya, dibarengi dengan pembenahan sistem tata niaga pangan, revolusi mental dan berantas mafia pangan, maka hasilnya sudah terlihat nyata.
“Memang harus kerja keras membenahi sektor pangan yang bertahun-tahun remuk ini. Harus berani membuat gebrakan dan mengkikis habis praktek bisnis pangan tidak sehat," ujarnya.
Selama empat tahun Mentan Amran berjuang mengendalikan impor jagung, bawang merah, cabai segar, kentang, durian, dan lainnya.
Hal itu juga dibarengi menggenjot ekpor jagung, bawang merah, telur, daing ayam, domba hidup, vaksin obat, dan lainnya.
“Harus optimistis program ini berkelanjutan, karena kebijakannya fokus dan bertahap sesuai skala prioritas dan membuahkan hasil nyata," kata Bambang.
"Beberapa tahun ke depan akan diselesaikan pengendalikan impor bawang putih, kentang industri, kedelai, gula industri dan daging sapi, dan bahkan bisa ekspor," terang Bambang.
Hasil Kerja Nyata
Lebih lanjut Bambang menyebut hasil kerja nyata sektor pertanian era pemerintahan Jokowi-JK yakni dulu setiap tahun impor jagung hingga 2015 impor 3,5 juta ton setara Rp 10 triliun.
Namun berkat program tanam jagung besar-besaran, berhasil 2017 tidak ada impor jagung pakan ternak dan bahkan 2018 membalikkan posisi menjadi ekspor jagung 341 ribu ton.
Baca: Ketua Dewan Profesor Sebut Nurdin Abdullah Tak Pantas Lagi Pakai Pangkat Profesor
Baca: Kementan: Mafia Bawang Putih Mau Semena-mena Seperti Dulu? Kita Perangi
Kemudian, sambung Bambang, tahun 2014 Indonesia masih impor 74.900 ton bawang merah, berkat program tanam di off-seasson maka pada 2016 nol impor, bahkan 2017 sudah ekspor 7.500 ton ke enam negara di Asia. Alhasil, membalikkan posisi dari semula impor menjadi ekspor ke Thailand.
"Dulu pun langganan impor cabai dan tahun 2016 nol impor cabai segar hingga sekarang. Dulu impor kentang sayur, sejak 2018 nol impor kentang sayur dan dalam waktu dekat nol impor kentang industri," beber Bambang.
"Dulu Indonesia langganan impor durian, namun sejak 2018 neraca perdagangan durian surplus 736 ton, artinya ekspornya lebih banyak dari pada impornya. Juga 2018 ekspor manggis naik 340 persen," jelasnya.