Saya tahu Pipink sangat bertekad menjadi ketua Himpunan, tapi ketika melihat itu, saya melihat karakternya yang negarawan.
Situasi masyarakat menjelang pilpres sedang terbelah. Sebagian memilih 01, sebagian lainnya ke 02. Banyak politisi yang malah sengaja ikut-ikutan larut dalam perpecahan ini demi mendapatkan percikan suara dari massa 01 maupun 02.
Tidak jarang mereka turut menyebarkan ujaran kebencian, barangkali ingin dianggap sebagai pejuang capres masing-masing. Tapi Pipink bukan orang seperti itu.
Pipink, dia pendukung sejati Prabowo-Sandi, tapi bukan yang gelap mata. Dia tidak larut menyebar kebencian. Dia kritis, tapi tetap logis.
Dia lebih suka merangkul kawan maupun lawan, tanpa kehilangan identitasnya sebagai politisi Partai Gerindra.
Ini sifat yang ia miliki sejak dulu. Anda bisa bertanya ke orang yang kenal dia. Pipink beberapa kali bertarung dan memenangkan jabatan di sejumlah organisasi. Ia punya banyak lawan politik, tetapi hampir tidak punya musuh. Ini karena ia disegani baik kawan maupun lawannya.
Ia dihargai sebab ia juga menghargai. Dalam arena, sepanas apapun atmosfirnya, emosinya selalu terjaga. Ia tidak pernah menyerang pribadi lawannya. Ia fokus pada ide, pada gagasan, pada solusi yang ditawarkan siapapun, meski itu lawan politiknya.
Kualitas-kualitas itu dimiliki Pipink untuk menjadi politisi yang berjiwa negarawan. itulah kualitas yang kita harapkan dimiliki anggota legislatif, apapun partainya. Kita butuh politisi yang tidak mengaduk air yang sudah keruh, politisi yang fokus pada solusi, bukan yang mempermainkan emosi rakyatnya.
Saya ingin melihat Pipink mengabdi sebagai anggota dewan, karena dua harapan. Pertama, saya berharap ia berperan memperbaiki wajah legislatif yang sedang carut marut ini dengan kearifannya, dengan kualitasnya.
Pipink membawa harapan untuk mengangkat citra lembaga yang tingkat kepercayaannya sedang berada di titik nadir ini. Ingin melihat dia mengabdi, menjalankan tugas sebagai anggota dewan yang menyerap aspirasi rakyatnya.
Kedua, saya berharap ia menjadi panutan bagi adik-adik di kampus. Ingin melihatnya menjadi contoh, bahwa menjadi politisi itu bukan sekedar bagaimana mewujudkan ambisi pribadi, tapi juga memperjuangkan visi bersama, sebagai saudara satu bangsa meski berbeda pilihan dan kubu politik. Sebab selalu ada kepentingan bersama yang lebih besar dibandingkan ambisi pribadi. Pipink, mengemban amanah dan harapan itu. Sepenuh hati.
Zulham Mahasin,
Dosen Universitas Ichsan Gorontalo
Mahasiswa Program Doktoral
Jurusan Agricultural Extension,
Fakultas Agriculture and life sciences,
Lowa State University. (*)