TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Sekertaris Daerah (Sekda) Luwu Timur mengikuti rapat koordinasi penyelamatan danau prioritas nasional dan revitalisasi gerakan penyelamatan danau, di Kantor Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kebon Nanas Jl DI Panjaitan, Jakarta, Senin (25/3/2019).
Dalam rapat terungkap Danau Matano di Soroako, Kecamatan Nuha, Luwu Timur Sulawesi Selatan (Sulsel) termasuk 15 danau prioritas nasional memerlukan langkah penanganan yang segera dan optimal.
Data KLHK RI teresterial atau berkaitan dengan tanah Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Matano dalam kondisi terancam.
Termasuk pula sempadan Danau Matano yang saat ini ekosistemnya dalam kondisi terancam.
Bahri Suli mengatakan, Pemkab Luwu Timur sedang membangun koordinasi dan upaya melibatkan lintas sektoral guna menyelamatkan Danau Matano dari ancaman kerusakan.
Pemkab Luwu Timur juga sudah membentuk Forum Pemerhati Kompleks Danau Malili untuk menyelematkan danau di Luwu Timur.
"Forum ini upaya kita untuk menyamakan persepsi dalam penyelamatan danau yang ada di Luwu Timur," kata Bahri Suli dalam rilisnya kepada TribunLutim.com.
Danau Matano berjenis danau tektonik atau terbentuk akibat aktifitas gempa bumi. Termasuk danau terdalam dengan kedalaman mencapai 590 meter dan memiliki biota endemik yang beragam.
Selain ancaman fisik seperti penurunan kualitas air dan sedimentasi, Danau Matano juga mengalami ancaman biologis atau penurunan keanekaragaman hayati.
Seperti kehadiran jenis biota atau ikan yang datang dari luar dan mengancam keberadaan biota endemik yang ada di Danau Matano.
Hadir Kepala Dinas Lingkungan Hidup Luwu Timur, Andi Tabacina Akhmad, Kepala Dinas Perumahan, Pemukiman dan Pertamanan, Zainuddin, Kepala Badan Pengembangan Penelitian dan Pembangunan Abrinsyah.
Selasa (26/3/2019) dijadwalkan pelaksanaan penandatanganan kesepahaman bersama dalam upaya menyelamatkan ekosistem danau-danau di Indonesia.
Laporan Wartawan TribunLutim.com, @vanbo19