Dan pada 10 Januari 2018, Najwa Shihab melalui Mata Najwa tampil kembali di Trans7 dengan tetap menempati slot yang sama seperti sewaktu di Metro TV, yakni hari Rabu pukul 20:00 WIB.
Pada tahun 2018, setelah berkecimpung menjadi jurnalis selama 17 tahun, Najwa Shihab mendirikan Narasi TV, sebuah perusahaan berita dan media omni-channel yang menciptakan dan mengelola beberapa jenis konten.
Baca: Krishna Murti Sebut Ciri-ciri Wasit Nakal dan Klub Bersih di Kasus Pengaturan Skor,Termasuk PSM
Baca: Najwa Shihab Sindir Mantan Jubir KPK Johan Budi: Masuk ke Institusi yang Banyak KPK Tangkapin?
Penghargaan yang diraih
Pada tahun 2005, ia memperoleh penghargaan dari PWI Pusat dan PWI Jaya untuk laporan-laporannya dari Aceh, saat bencana tsunami melanda kawasan itu, Desember 2004.
Liputan dan laporannya dinilai memberi andil bagi meluasnya kepedulian dan empati masyarakat luas terhadap tragedi kemanusiaan itu.
Najwa tiba di Aceh pada hari-hari pertama bencana, menjadi saksi mata kedahsyatan musibah itu, berada di tengah tumpukan mayat yang belum terurus, dan menjadi saksi pula betapa pemerintah tidak siap menghadapinya.
Tak heran beberapa laporan langsung yang dilakukannya terasa kedalaman emosionalnya.
Meski demikian ia tidak kehilangan daya kritis dan ketajamannya, kendati orang yang dianggap paling bertanggung jawab atas penanganan pasca-bencana adalah Alwi Shihab, Menko Kesra waktu itu, yang tak lain adalah pamannya.
Pakar komunikasi UI, Effendi Ghazali yang terkesan dengan laporan-laporannya, menyebut fenomena itu sebagai Shihab vs. Shihab.
Tahun 2006 ia terpilih sebagai Jurnalis Terbaik Metro TV, dan masuk nominasi Pembaca Berita Terbaik Panasonic Awards.
Pada tahun yang sama, bersama sejumlah wartawan dari berbagai negara, Najwa terpilih menjadi peserta Senior Journalist Seminar yang berlangsung di sejumlah kota di AS, dan menjadi pembicara pada Konvensi Asian American Journalist Association.
Tahun 2007, pengakuan terhadap profesionalisme Najwa tidak hanya datang dari dalam negeri, tapi juga mancanegara.
Terbukti, selain kembali masuk nominasi Pembaca Berita Terbaik Panasonic Awards, ia juga masuk nominasi (5 besar) ajang yang lebih bergengsi di tingkat Asia, yaitu Asian Television Awards untuk kategori Best Current Affairs/Talkshow Presenter.
Pengumuman pemenang dilangsungkan pada bulan November 2007 di Singapura.
Jika pada Panasonic Awards pemenang dipilih dari jumlah sms terbanyak, maka penentuan pemenang pada Asian TV Awards dilakukan oleh panel juri yang beranggotakan TV broadcaster senior dari berbagai negara di Asia.
Salah satu acara yang dipandu Najwa Shihab dan cukup membekas di benak publik, adalah debat kandidat Gubernur DKI Jakarta.
Debat yang mempertemukan pasangan Fauzi Bowo-Priyanto dan Adang Daradjatun-Dani Anwar itu diselenggarakan oleh KPUD DKI Jakarta, disiarkan secara langsung oleh Metro TV dan Jak TV.
Najwa terpilih sebagai pemandu debat menyisihkan sejumlah pembawa acara yang diseleksi KPUD DKI Jakarta.
Lantaran memutuskan untuk secara total terjun di dunia jurnalistik dan TV broadcast, Najwa terus-menerus berupaya memperkuat dan memperkaya wawasan keilmuannya.
Pada awal 2008, ia terbang ke Australia sebagai peraih Full Scholarship for Australian Leadership Awards dan mendalami bidang hukum media.
Pada tahun 2010, kembali Najwa Shihab masuk sebagai nominasi Presenter Berita Terbaik Panasonic Awards, walaupun pada akhirnya Putra Nababan yang diputuskan sebagai pemenang.
Baca: Krishna Murti Sebut Ciri-ciri Wasit Nakal dan Klub Bersih di Kasus Pengaturan Skor,Termasuk PSM
Baca: Najwa Shihab Sindir Mantan Jubir KPK Johan Budi: Masuk ke Institusi yang Banyak KPK Tangkapin?
Narasumber yang pernah diwawancarai
1. Joko Widodo, Presiden ke-7 RI
2. Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden ke-6 RI
3. Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI
4. B.J. Habibie, Presiden ke-3 RI
5. Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI
6. Boediono, Wakil Presiden ke-11 RI
7. Prabowo Subianto, Ketuas Umum Partai Gerindra
8. Fadli Zon, Wakil Ketua DPR RI
9. Fahri Hamzah, Wakil Ketua DPR RI
10. Agus Rahardjo, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi
11. Tito Karnavian, Kepala Kepolisian Republik Indonesia
12. Gatot Nurmantyo, Panglima TNI
13. Puan Maharani, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
14. Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Kemaritiman
15. Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan
16. Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan
17. Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama
18. Yasonna Laoly, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
19. Hanif Dhakiri, Menteri Ketenagakerjaan
20. Pratikno, Menteri Sekretaris Negara
21. Pramono Anung, Sekretaris Kabinet
22. Teten Masduki, Kepala Staf Kepresidenan
23. Basuki Tjahaja Purnama, Mantan Gubernur DKI Jakarta
24. Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah
25. Soekarwo, Gubernur Jawa Timur
26. Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat
27. Zumi Zola, Gubernur Jambi
28. Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya
29. Emil Dardak, Bupati Trenggalek
30. Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung
31. Mustofa Bisri, ulama, pengelola ponpes Raudlatut Thalibin
32. Quraish Shihab, Ulama, Pendiri Pusat Studi Al-Qur'an (sekaligus ayah dari Najwa Shihab)
33. Salahuddin Wahid, ulama, pengelola Ponpes Tebuireng
34. Rhenald Kasali, Inisiator Rumah Perubahan
35. Antasari Azhar, Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi/bekas terpidana kasus pembunuhan
36. Abraham Samad, Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi
37. Ruhut Sitompul, Politisi
38. Hotman Paris Hutapea, Advokat
39. Titiek Puspa, artis senior
40. Slank, grup band
41. Godbless, grup band
42. Addie MS, pimpinan Twilite Orchestra
43. Rhoma Irama, pimpinan Soneta Band.
44. Novel Baswedan, penyidik KPK. Merupakan tokoh terakhir yang diwawancarai Najwa Shihab saat masih di MetroTV.
45. Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, Mantan Mendikbud
45. Sandiaga Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta
47. David Beckham, pemain sepak bola
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
Follow juga akun instagram tribun-timur.com:
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kesalahan Fakta yang Diungkap Narasumber Pengaturan Skor"