TRIBUN MAROS.COM, MANDAI - Kenaikan harga tiket pesawat domestik dan penerapan bagasi berbayar, oleh hampir semua maskapai di Indonesia, berdampak ke pedagang di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Sejak kenaikan harga tiket, penjualan oleh-oleh di Bandara Sultan Hasanuddin berkurang drastis.
Bahkan sampai 70 persen dibanding sebelumnya.
Seorang pedagang oleh-oleh souvenir di Bandara, Rahmawati ikut terdampak.
Penjualan berkurang drastis.
Setiap hari tokonya sepi.
"Seperti inilah kondisinya. Sepi penjualan, sejak kenaikan harga tiket pesawat. Lebih banyak waktu menunggu dibanding melayani pembeli," katanya saat ditemui, Jumat (8/2/2019).
Menurutnya, warga tidak mau belanja oleh-oleh lagi karena terbebani biaya bagasi mahal.
Hanya orang tertentu yang mau membeli oleh-oleh, itupun jumlahnya sedikit.
Warga yang datang, hanya membeli oleh-oleh ringan.
Diantaranya gantungan kunci, peta Sulawesi dan gelang.
"Orang mau belanja, tapi tidak jadi. Mereka berpikir, biaya bagasi yang terlalu mahal. Mereka sudah dikenakan biaya tambahan, khusus barangnya saja. Makanya jarang mau beli oleh-oleh," katanya.
Berbagai jenis oleh-oleh dijual Rahmawati.
Termasuk minuman dan makanan khas Sulawesi, sarung tenun, kain Toraja, dan gantungan kunci.
Sejak kenaikan harga tiket omzetnya mencapai Rp 1,5 juta, sekarang hanya Rp 500 ribu.