“Pas saya tiba (di RS Sayang Rakyat), saya disambut pelukan dan berkata, 'Bapak yang sabar ya. Kami sudah berusaha, tapi apa daya.' Di situlah saya langsung seperti tidak bisa berkata-kata lagi karena di pikiran saya anak saya sudah meninggal," tutur Pelda Daniel.
“Saya buka kainnya, saya lihat awajahnya banyak luka-lukanya di kepalanya, di pelipis dan di bawah matanya," ujar Pelda Daniel.
Dari temuan fakta di lapangan, Pelda Daniel menduga adanya penganiayaan yang menewaskan putranya tersebut.
7. Pengumuman Kemenhub, Aldama Tewas Dianiaya Senior
Terbukti, menyusul setelah mayat Aldama dipulangkan, keterangan yang disampaikan menteri perhubungan RI, justeru menyebut tewasnya Aldama karena dugaan ulah seniornya.
Baca: Aldama Putra di Mata Rekannya, Taruna ATKP MakassarTewas Dianiaya Seniornya
Baca: Paman Aldama Putra Taruna ATKP Makassar Harap Ada Sanksi Pelaku Penganiayaan
"#KawulaModa, duka mendalam dan belasungkawa atas meninggalnya Aldama Putra Pongkala (19 tahun), taruna Akademi Teknik Keselamatan dan Penerbangan Makasar pada Minggu, 3 Januari 2019 yang diduga akibat tindakan kekerasan oleh seniornya."
Demikian keterangan Kementerian Perhubungan melalui akunnya pada Instagram @kemenhub151.
8. Satu Orang Tersangka
Dari hasil rilis kasus tewasnya Aldama, pihak Polrestabes Makassar menyebut dengan lugas, Aldama tewas di tangan seniornya yang bernama Muhammad Rusdi.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Dwi Ariwibowo, telah menetapkan satu orang tersangka, yakni Muhammad Rusdi alias Rusdi (21) yang merupakan senior Aldama di kampusnya.
Muhammad Rusdi ditetapkan berdasarkan laporan polisi LP /91/II/2019/Restabes Makassar/ Sek Biringkanaya, pada 4 Februari 2019 setelah melakukan penyelidikan.
Rusdi dijerat polisi dengan pasal 338 KUHP dan atau 351 ayat (3) KUHPidana ancaman hukuman 7 tahun dan maksimal 15 tahun penjara.
9. Polisi Mencari Tersangka Lain
Polisi sudah memeriksa 20 orang saksi dan sejumlah rekaman CCTV dalam kampus ATKP, kemudian mengamankan tersangka, Muhammad Rusdi (21).
Menurut Kapolrestabes, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.
Tidak menutup kemungkinan, jumlah tersangka bakal bertambah, apalagi ada persekongkolan pihak kampus yang mengaku korban tewas karena kecelakaan dan bukan ulah senioritas.