Hari pertama saya datang ke Makassar, Pak Munafri (CEO PSM, Munafri Arifuddin) membawa saya makan Mie Kering (Darije menyebutnya sop mi).
Anda lebih suka dipanggil Darije saja, Kalezic atau kedua-duanya?
Saya lebih suka dipanggil Darije.
Suporter PSM sering memberi nama panggilan atau julukan khas kepada pemain dan pelatih asing. Biasanya menyertakan julukan yang berdasarkan kearifan lokal. Nah seandainya suporter turut memberi Anda julukan, apa tanggapan Anda?
Tidak apa-apa, saya setuju. Saya serahkan semuanya kepada suporter.
Apakah ada rencana Anda memboyong istri dan anak-anak Anda ke Makassar dalam waktu dekat ini?
Yah ada rencana itu. Istri dan anak-anak saya menantikan untuk datang ke sini. Tapi mungkin tidak dalam waktu dekat.
Anak-anak saya masih harus bersekolah hingga musim panas bulan Juli nanti. Setelah itu mereka bisa ke sini.
Sempat ada informasi bahwa awalnya Anda menolak gabung PSM. Sebenarnya apa alasan Anda kemudian menerima tawaran manajemen melatih di tim ini?
Alasannya karena saat itu saya mendengar kabar bahwa PSM sedang mengatasi sesuatu hal dan karena itu kami belum mencapai kata sepakat untuk bekerja sama.
Tapi setelah itu (selesai), Pak Appi menelepon saya lagi dan beliau menunjukkan respek dalam pembicaraan kami.
Dan saya punya feeling (perasaan) bahwa beliau telah melakukan banyak hal untuk mendatangkan saya ke Makassar.
Sejak kapan Anda mulai mengenal PSM Makassar?
Sejak manajemen PSM berminat kepada saya pada awal Januari lalu. Agen saya Robert Postma kemudian menanyakan apakah saya tertarik untuk ke Indonesia.
Setelah saya dapat informasi tentang klub ini, dan orang-orang yang bekerja sekitar klub, saya punya perasaan positif tentang ini.
Baca: Lawan Home United Penyisihan Grup AFC Cup, PSM Makassar Latihan di Yogyakarta
Baca: Ada Terminal Bayangan di Depan RSUD Bulukumba, Dishub dan Lantas Saling Lempar Tangan