TRIBUN-TIMUR.COM - Ekonom Rizal Ramli tampak menyoroti reaksi pengacara Rocky Gerung, Haris Azhar saat Tenaga Ahli Staf Utama Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin berbicara.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal tersebut tampak dari unggahan akun Twitter @RamliRizal, Senin (4/2/2019).
Rizal Ramli menyebut reaksi Haris terhadap Ali Ngabalin sangat lucu.
Awalnya, netter dengan akun @CakKhum menggunggah video Ali Ngabalin berbicara soal kasus Rocky Gerung.
"Jangan membohongi umat deh, orang lain dituduh sebagai penista agama, orang lain dituduh sebagai penista Al Quran, ketika sang Rocky, tidak mau disebut penista Alquran dan penista agama, dasar kecurangan kalian memang begitu," kata Ali Ngabalin dalam video.
Baca: Presiden Jokowi Diteriaki Jancuk, Gerindra: Dia Calon Presiden, Bukan Calon Preman!
Baca: Rocky Gerung Biasanya Tak Berhenti Bicara, Kok Kesulitan Sebut 1 Kebaikan Presiden Jokowi, Cek Video
Ali Ngabalin kemudian menantang Haris.
"Saya tantang kalian, kalau kalian mau, tidak ada urusan dengan jabatan dan pangkat-pangkat kita ini, gitu loh" katanya.
Menanggapi hal tersebut, Haris tampak tertawa dan mendekapkan kedua tangannya.
"Jangan tertawa Ris, saya serius, saya tidak bercanda," sahut Ali Ngabalin dengan nada tinggi.
Pembawa acara kemudian menanyakan kepada Haris apa tanggapannya.
"Enggak, saya enggak minat tanggapin, saya bingung apa yang mau ditanggapi" ujarnya tenang.
"Udah ngoceh berbusa-busa ngalor ngidul, gak ditanggapi sama haris. Hahahaha sakit bener hati ini Bang," tulis @CakKhum dalam caption.
"Ini lucu abis," komentar Rizal Ramli.
Berdasarkan panelusuran TribunWow.com, video itu merupakan hasil dari tayangan Kabar Petang tvOne, Jumat(1/1/2019).
Acara tersebut membahas kasus pelaporan terhadap Rocky Gerung, terkait kasus diksi 'Kitab Suci adalah fiksi'.
Dalam acara itu, Haris menyebut pelaporan terhadap Rocky Gerung terlalu murahan.
"Jadi kalau hanya melihat kitab suci adalah fiksi, saya pikir terlalu murahan kalau obyeknya seperti itu lalu dilaporkan," kata Haris.
Ia pun menyoroti keanehan pelaporan pada Rocky Gerung.
Sementara itu, Ali Ngabalin mengatakan bahwa tidak ada campur tangan dalam pemerintah terhadap kasus ini.
Meski demikian, ia meminta semua pihak mengharagai proses hukum.
"Ini adalah hak publik untuk melaporkan," kata Ali.
Lebih lanjut, Ali Ngabalin dan Haris kemudian tampak terlihat adu argumen, tentang kritik Rocky Gerung pada pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) hingga soal dugaan penistaan agama.
Simak selengkapnya dalam video di bawah ini, potongan video yang dikomentari Rizal Ramli ada di menit ke-33.55.
Ketika Rocky Gerung Sulit Menyebutkan 1 Saja Kebaikan Jokowi
Pengamat Politik Rocky Gerung kembali melontarkan kritik pada pemerintah.
Hal tersebut disampaikan Rocky Gerung dalam acara 'Update Malam' dengan tema 'Manuver Politik Akal Sehat', seperti diunggah di saluran Youtube Rocky Gerung, pada Minggu (4/2/2019).
Melalui pemaparannya, Rocky Gerung mengaku ingin memberikan pujian pada capaian pemerintah.
Baca: Alasan Iwan Fals Tak Setuju Rocky Gerung Dipenjara
"Tentu saya berupaya beri pujian. Tapi apa yang akan saya pujikan? Kan itu soalnya," kata Rocky Gerung.
"Misalnya begini, pemerintah ngotot terus bahwa kami bukan pembuat hoaks seperti tuduhan Rocky Gerung. Dalil saya tetap, pemerintah adalah pembuat hoaks terbanyak," imbuhnya.
Rocky lantas menantang pembicara lainnya.
Ia meminta agar ada yang menyebutkan satu saja kebaikan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Berikan saya satu sinyal supaya saya kasih pujian pada Pak Jokowi," ucap Rocky.
"Saya pikir tidak harus dikasih tahu. Saya pikir Bung Rocky bisa menganalisa dan bisa membaca apa kebaikan yang ada dalam sebuah pemerintahan Jokowi," jawab Politisi PKB, Syamsul Arifin.
"Itu yang saya pikir dari Bung Rocky bahwa orang melihat Bung Rocky ini tidak netral. Karena apa? Selalu kritikan tajam dan pedas pada pemerintah, sementara tidak ada penyeimbang sebagai balancing di situ terhadap kebaikannya pemerintah," imbuhnya.
Baca: Terkuak, Isi Kertas Kuning yang Dibaca Mbah Moen Saat Doa, Ternyata Memang Bukan untuk Jokowi
Syamsul Arifin juga bertanya alasan Rocky tidak memberikan kritik pada acara Reuni 212.
Menanggapi itu, Rocky pun memberikan penjelasannya.
Rocky menjelaskan, ia sebenarnya ingin memberikan kritik pada acara Reuni 212.
Namun hal tersebut tidak jadi dilakukannya.
"Saya mau kritik 212, berikan saya fakta tentang apa yang terjadi di Monas. Saya tunggu 24 jam, enggak ada yang beritain tuh. Jadi apa yang saya mau kritik?," kata Rocky.
Menurut Rocky, itu menunjukkan bahwa pemerintah menghalangi acara reuni 212.
"Karena itu saya kritik pemerintah kenapa halangi hak saya untuk kritik 212," tegasnya.
Rocky lantas menjelaskan bahwa pujian itu datangnya dari analisis.
"Saya bikin analisis dan saya tidak temukan satupun yang bisa saya pujikan. Soal lingkungan, soal HAM (hak asasi manusia), soal pertumbuhan ekonomi, soal demokrasi," terangnya.
Baca: Bandingkan Sikap Anak Ahmad Dhani dan Anak Ahok Saat Sang Ayah Mendekam di Penjara, Beda Banget
Simak video selengkapnya:
Sebelumnya dalam tayangan E-talk show with BHS tvOne, Jumat (9/11/2018) Rocky dufah menegaskan alasannya mengkritik Jokowi.
Awalnya, pemandu acara, Wahyu Muryadi menanyakan kenapa Rocky Gerung selalu mengkritik pemerintah.
"Jadi kalau tidak tahan dikritik yang tutup telinga, jangan tutup mulut orang yang dikritik," kata Rocky Gerung.
Mantan dosen Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan jika yang ia kritik hanyalah soal kebijakan publik.
"Saya memberi kritik hanya dalam urusan publik," imbuh Rocky.
Wahyu kemudian meminta Rocky Gerung untuk memuji pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Bagian yang baik apa, pujian gitu, kan selama ini kritik terus, kok yang baik tidak pernah dipuji?," kata Wahyu.
"Bagian yang baik itu memang dimaksudkan oleh konstitusi, kalau berbuat baik ya itu memang tugas dia berbuat baik. Saya berupaya untuk memuji, sampai sekarang belum ketemu apa yang mau dipuji (dari Jokowi)," kata dia.
"Kok sebelumnya gak ada kritik ke pemerintahan sebelumnya, seperti zaman SBY?," balas Wahyu.
"Oh kalau zaman SBY kritik saya justru lebih pedas, misal BLT, tapi itu kritik sebagai kebijakan, bukan sebagai orang (individu)," ujar Rocky Gerung.
Sebelumnya, Rocky Gerung juga sempat memberikan pernyataan soal tak pernah mengkritik era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal itu ia sampaikan melalui akun Twitternya yang diunggah pada Minggu (15/4/2018).
Awalnya, netizen dengan akun @MonyongPutih menanyakan kenapa tidak kritik zaman SBY.
@MonyongPutih: Prof, Banyak yg bertanya kenapa anda tdk pernah kritis seperti sekarang ini kepada pemerintahan nya pak SBY?
Karenanya mereka menduga anda itu org bayarannya cikeas. Apa tanggapan anda?
Mendapat tuduhan seperti itu, Rocky Gerung pun memberikan klarifikasi.
Ia mengungkapkan jika pada era SBY, sindirannya lebih keras dari era Jokowi saat ini.
@rockygerung: Bahkan satire saya jaman SBY lebih dari sekarang.
(TribunWow.com)