Namun, kata Daniel, pihak ATKP berusaha menutupi kasus penganiayaan yang menewaskan putranya dengan berkata terjatuh di kamar mandi.
"Saya tanya, anak saya ini mati karena apa. Dari ATKP, pengasuhnya itu bilang anak saya jatuh di kamar mandi," ungkap Daniel.
Namun, jawaban pihak ATKP tidak diterima Daniel, lantaran kondisi Aldama yang mengalami sejumlah luka di wajahnya.
"Jadi informasi-informasi ini seolah menutupi, jadi saya berharap kalau bisa jangan seperti ini, berbohong menutupi kasus ini, makanya saya tidak percaya anak saya jatuh di kamar mandi," ungkap Daniel.
Daniel begitu meyakini anaknya tewas dianiaya lantaran melihat sejumlah luka yang diderita anaknya.
"Saya tahu betul anak saya itu dianiaya, wong saya rasakan kok waktu pendidikan seperti apa penganiayaan itu," ujar prajurit TNI AU itu.
Ayah satu anak ini pun berharap agar kasus kematian anak semata wayangnya itu dapat diusut tuntas pihak kepolisian.
Saat ini, jenazah Aldama disemayamkan di rumah duka Jl Leo Watimena 4, No 5 kompleks Landasan Udara (Lanud) Hasanuddin.
Rencananya, jenazah Aldama akan dimakamkan di pekuburan umum Parangalla, Rabu besok.