Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Akademisi yang konsen mengamati Ekonomi di Sulsel, Prof Marsuki DEA melihat layanan digital perbankan masih minim analisa data sebelum peluncuran.
Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin itu patut menyayangkan, padahal ini sangat dibutuhkan untuk mengikuti perkembangan kebutuhan nasabah.
Baca: Eks Pemain PSM Ini Ogah Minder Walau Persib Punya Banyak Winger
Baca: Dinas Pertanian dan Pangan Selayar Sosialiasi Penertiban Ternak
Baca: VIDEO: Dukung Program Pengurangan Sampah Plastik, TP PKK Rappocini Launching Eco-Friendly
"Sayangnya, perbankan masih minim menggunakan basis data saat membuat produk digital," katanya yang ditemui di sebuah FGD, Rabu (16/1/2019) lalu.
Menurutnya, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan perbankan dalam mengantisipasi perkembangan teknologi digital.
Pertama, desain produk yang berpusat pada pelanggan. Menurutnya, perkembangan teknologi digital memunculkan fenomena shadow banking.
Baca: Kanwil Kemenag Sulsel Ancam Berhentikan Pegawai yang Terlibat Kasus MAN IC
Baca: Perbaiki Pelayanan, Wabup Bantaeng Panggil Semua Pimpinan Instansi
Fenomena dimana nasabah atau konsumen akan lebih mengutamakan personalisasi produk (highly differentiated), kecepatan serta kemudahan pelayanan bank. Pola pikir konsumen yang memperhatikan nilai (value) produk dibanding harga (price).
"Penawaran solusi dibanding penawaran produk, serta menjadi penasehat keuangan (clien advisor) dibanding sebagai tenaga pemasar (sales force)," katanya.
Baca: Gelar Nobar Debat, Danny: Kandidat tanpa Data, Tak Cocok untuk Rakyat
Baca: Pengurus KNPI Parepare Dilantik 28 Januari
Kedua, pemanfaatan data dan analisis yang mendalam. Hal ini berkaitan dengan kemampuan bank untuk mengolah dan menganalisa data-data yang dimiliki dan mengintegrasikannya dalam sebuah sistem informasi terkait dengan nasabah sehingga data tersebut dapat dijadwalkan acuan dalam pengambilan keputusan.
Ketiga, eksperimen dan pengembangan bisnis yang cepat sena lincah.
"Di era teknologi digital, siklus produk maupun bauran produk memiliki life cycle yang pendek sehingga perlu senantiasa dievaluasi agar tidak tertinggal dengan perkembangan teknologi lainnya," katanya.(*)
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube Kami:
Follow juga akun instagram official Kami: