Garuda 0,2 persen
PKB-Demokrat Parpol Menengah
Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memprediksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrat bersaing ketat merebut peringkat keempat dalam Pemilu 2019.
Hal ini terlihat dari lima kali survei LSI yang dilakukan sepanjang bulan Agustus-Desember 2018.
Peneliti LSI Ardian Sopa menjelaskan, juara pemilu 2019 diperkirakan akan dimenangi PDI-P yang pada bulan Desember ini elektabilitasnya mencapai 27,7 persen.
Sementara peringkat kedua dan ketiga diprediksi akan menjadi pertarungan Partai Gerindra dan Partai Golkar.
Di urutan keempat, baru lah akan menjadi perebutan PKB dan Partai Demokrat karena perolehan suara kedua partai tak terlampau jauh.
Dari lima kali survei, PKB mendapat 6,7 persen (Agustus), 5,4 persen (September), 6,3 persen (Oktober), 6,2 persen (November), dan 6,9 persen (Desember). Sementara Demokrat mendapat 5,2 persen (Agustus), 3,7 persen (September), 3,4 persen (Oktober), 4,1 persen (November), dan 3,3 persen (Desember).
"Di peringkat ke-4 kita melihat bahwa ada pertarungan yang lumayan ketat antara PKB dan Demokrat. PKB relatif stabil di kisaran 6 persen. Demokrat belakangan agak cendrung turun meski masih di kisaran 4 persen," kata Ardian.
Baca: Gubernur Anies Baswedan Dukung Prabowo Diperiksa Bawaslu, Bagaimana Gubernur Sulsel Dukung Jokowi?
Baca: Megawati Mengaku Masih Teman Baik Prabowo Subianto, Tapi Kok Anak Buahnya Gitu Ya
Baca: 4 Updating Transfer Liga 1: Daftar 7 Pemain Seleksi Persija, Persib, PSM & Persebaya Masih Nego
Ardian menilai kondisi PKB lebih diuntungkan ketimbang Demokrat.
Selain mempunyai elektabilitas yang lebih tinggi, PKB juga memiliki warga Nahdliyin sebagai basis massa utamanya.
"Cawapres Ma'ruf Amin juga bisa jadi daya tarik PKB tingkatkan elektabilitas," kata Ardian.
Sementara Partai Demokrat, menurut dia, perlu mencari pendongkrak elektabilitas.
Sebab, ia menilai popularitas Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ketua umum tak mampu lagi untuk mendongkrak elektabilitas partai berlambang bintang itu.
Sementara elektabilitas putranya, Agus Harimurti Yudhoyono, juga belum terlalu kuat.