Curhat Bos Arema FC Sebelum Tandang ke Makassar, Kelewatan Jika PSM Tak Dapat 3 Poin!
TRIBUN-TIMUR.COM - Pekan 25 akan sangat menentukan nasib PSM bersaing di bursa Juara Liga 1 musim ini.
Tiga poin harga mati sembari berharap pemuncak klasemen Persib Bandung tergelincir di markas Persipura Jayapura.
Tiga poin realistis mengingat calon lawan PSM adalah Arema FC.
Arema baru saja dibuat 'syok' dengan sanksi berat dari Komdis PSSI setelah huru-hara saat Arema FC menjamu Persebaya Surabaya pekan sebelumnya.
Sebelum tandang ke Makassar, Bos Arema FC curhat.
Baca: Calon Suami Evi Masamba Akhirnya Bicara Pernikahan, Reaksi Netizen Langsung Riuh
Baca: Passobis Amparita Ditangkap Polisi Menipu di Makassar, Modus Kumpul Uang Korban Gempa Palu Donggala
Baca: Mewahnya Rumah Najwa Shihab Bak Istana, 2 Kolam Renang Lihat Kamar Tidurnya
CEO Arema FC, Iwan Budianto memberikan komentarnya terkait dampak kerugian yang nantinya akan dialami Arema FC terkait sanksi dari Komdis PSSI.
Sanksi berat yang diberikan oleh Komdis PSSI kepada Arema FC nampaknya telah diterima dengan lapang dada oleh Iwan Budianto.
Sebelumnya Komdis telah memberikan sanksi kepada Arema FC terkait kerusuhan pada saat Derby Jatim menjamu Persebaya Surabaya 6 September lalu.
Kemudian, suporter mereka dilarang memberikan dukungan pada laga tandang sampai akhir musim kompetisi 2018.
Pihak manajemen Arema FC mendapat denda 100 Juta akibat penyalaan flare dan pelemparan botol yang dilakukan suporter Arema FC.
Terkahir, dua suporter Arema FC bernama Yuli Sumpil dan Fandy dilarang masuk stadion di wilayah Republik Indonesia seumur hidup.
Menanggapi sanksi berat tersebut, CEO Arema FC, Iwan Budianto, menjabarkan kerugian yang akan didapati oleh Singo Edan.
Berikut komentar Bos Arema FC terkait kerugian yang nantinya akan dialami Arema FC dilansir dalam akun Instagram Arema FC @AremaFcofficial.
"Tidak hanya bagi klub yang kehilangan dukungan dari Aremania di saat posisi Arema fc di klasemen masih berada di posisi yang mengkhawatirkan, Klub juga kehilangan pendapatan, tentu akan berpengaruh terhadap operasional kelangsungan hidupnya. Tidak hanya pemain dan official, tapi nasib karyawan juga akan terdampak,"