Unhas Usulkan Program Studi Ekonomi Digital Berbasis Syariah

Penulis: Munawwarah Ahmad
Editor: Mahyuddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar menggelar penandatanganan kerja sama Memorandum of Understandang (MoU) dengan Islamic Research and Training Institute (IRTI) di lantai 2 gedung Rektorat Unhas, Kamis (11/10/2018).

Laporan Wartawan Tribun Timur Munawwarah Ahmad

TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar menggelar penandatanganan kerja sama Memorandum of Understandang (MoU) dengan Islamic Research and Training Institute (IRTI) di lantai 2 gedung Rektorat Unhas, Kamis (11/10/2018).

Kegiatan itu dirangkaikan dengan kuliah umum dari Direktur Jenderal IRTI, Prof Dr Humayon Dar.

Acara diawali dengan penandatanganan MoU antara Unhas dan IRTI dalam hal pengembangan studi ekonomi dan keungan Islam di Unhas.

Melalui kerja sama tersebut, Unhas akan mengembangkan studi ekonomi dan keuangan yang berbasis syariah.

Rektor Unhad Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu mengucapkan terima kasih kepada IRTI yang bersedia bekerja sama dengan Unhas dalam pengembangan studi ekonomi dan keuangan syariah.

Baca: 711 Mahasiswa Untad Palu Registrasi Sit In di Unhas Makassar

Prof Dwia berencana membuka program studi ekonomi digital yang berbasis syariah.

Rencana tersebut masih akan digodok dan disesuikan dengan perkembangan teknologi keuangan dan ekonomi digital saat ini.

“Saya sudah berdiskusi banyak dengan dekan, wakil dekan, dan dosen tentang pembukaan program studi ekonomi syariah yang spesifik dan sesuai dengan perkembangan teknologi digital dan informasi. Hasilnya, muncul pemikiran inovatif membuka program studi ekonomi digital berbasis syariah,” kata Prof Dwia.

Hanya saja rencana pembukaan program studi baru tersebut masih perlu penyesuaian dan kajian yang lebih jauh.

Sehingga, Rektor Unhas berharap IRTI dan IDB (Islamic Development Bank) bisa membantu Unhas mengembangkan program studi baru tersebut.

Prof Humayon Dar dalam kuliah umumnya membahas tentang industri keuangan syariah global.

Dia mengatakan, industri keuangan syariah tumbuh sangat pesat dalam sistem keuangan global. Saat ini, total aset di bank syariah di berbagai negara dunia terdapat sekitar 1.6 triliun dolar AS.

Baca: Unhas Buka Perkuliahan Prodi Magister Manajemen di Kabupaten Boven Digoel Papua

Dalam konfigurasi keuangan syariah global tersebut, Indonesia menyumbang 1,8 persen dari total saham aset perbankan syariah.

Kontributor terbesar dari total aset bank syariah secara global adalah Iran (34,5 persen), menyusul Arab Saudi (24,4 persen), Uni Emirat Arab (9,3 persen), dan Malaysia (9,1 persen).

Halaman
12

Berita Terkini