Sebab, manusia dilatih sejak mulai bayi untuk meyakini bahwa hanya melalui kata kata-lah (words) satu-satunya cara untuk berkomunikasi.
Namun ironinya, meskipun kebanyakan mengira bahwa manusia tidak mengerti bahasa energi, manusia sesungguhnya “mengucapkan” bahasa itu sepanjang waktu, selama hayat masih di kandung badannya.
Tanpa disadari oleh manusia sendiri, mereka sebenarnya “memancarkan” bahasa universal (energi itu) selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu tanpa jeda sepanjang mereka masih hidup.
Apa buktinya?
Buktinya adalah spesies binatang bisa membaca dan “memahami” manusia, meskipun binatang tak menguasai bahasa komunikasi manusia.
Bahkan binatang mampu “membaca” manusia dengan jelas dan tegas, tanpa si manusia sadari bahwa binatang itu berkomunikasi dengan manusia melalui energi yang dipancarkan oleh manusia.
Jadi, energi adalah universal, menjadi bahasa antar spesies makhluk hidup.
Bahkan juga bahasa alam semesta, termasuk bahasa “komunikasi” antara Bumi dan segenap makhluk hidup yang tinggal di atasnya.
Bagaimana pendapat Anda?
Denpasar, 11 Oktober 2018
Penulis: Sunarko
Baca: Gempa Tsunami di Sulteng - Sudah 12 Hari Abdul Rahman Keliling Cari Anak, Cucu dan Menantunya
Baca: Ruben Onsu Bocorkan Chat WA Istri Indro Warkop, Ternyata Seperti ini Hubungan Mereka
Update Gempa Situbondo
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Kabupaten Sumenep, Rahman Riady merilis jumlah korban meninggal dunia akibat gempa magnitudo 6,4 Situbondo di Sumenep.
Jumlah korban tewas menjadi tiga orang dan rumah warga yang hancur akibat gempa sebanyak 25.
Ketiga korban meninggal itu H Nadar (60), Nuril Kamelia (7) dan Suhamar (70), warga Desa Prambanan, Kecamatan Gayam, Pulau Sapudi, Sumenep, Madura.