“Sekaligus dalam dalam rangka memeringati Bulan Gemar Membaca Tahun 2018,” jelasnya di sela-sela lomba.
Lomba ini juga bertujuan mengasah kemampuan pelajar membaca sekaligus memberi penilaian/apresiasi atas karya buku.
"Kegiatan ini juga bagian dari program pemerintah mewujudkan Makassar Gemar Membaca," jelas peraih Silver Price Consal Oustanding Librarian Award ke-16 pada 2015 di Bangkok, Thailand, ini.
Lomba yang telah rutin digelar sekali setahun ini dibuka Kepala Dinas Perpustakaan Kota Makassar Andi Siswanta.
Pada lomba ini, peserta diberi kesempatan meresensi satu dari dua judul buku yang disediakan panitia.
Buku yang diresensi, pertama, berjudul Narkoba Perpendek Umur Manusia - Catatan Keprihatinan dan Mawas Diri. Ditulis Andi Baso Tancung.
Buku kedua berjudul, Makassarku, Makassarmu, Makassarta Semua. Karya Bahrul Ulum Ilham.
Masing-masing peserta diberi waktu dua jam untuk membaca dan meresensi salah satu judul buku.
Kali ini, peserta tak lagi menulis hasil resensinya di atas kertas. Melainkan ditulis menggunakan laptop yang dibawa masing-masing peserta.
Hasil resensi peserta dinilai tiga juri dengan latarbelakang beragam.
Pertama, Adi Wijaya (penulis dan editor buku). Kedua, Yuliana (tentor bahasa Indonesia di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Makassar.
Juri ketiga Jumadi Mappanganro yang juga jurnalis. (*)