Dibongkar Fahri Hamzah-Rizieq Shihab, Ini Peran KH Maruf Amin dalam Gerakan Umat Hadapi Ahok

Editor: Rasni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dibongkar Fahri Hamzah-Rizieq Shihab, Ini Peran KH Maruf Amin dalam Gerakan Umat Hadapi Ahok

"Jadi, jangan bangsa ini kita bawa menjadi bangsa yang suka konflik. Kita harus bersatulah," ujar Luhut.

"Sekarang ini orang di seluruh dunia fokus soal bagaimana mengatasi domestik ekonominya. Lihat Amerika, lihat Timur Tengah. Kita jangan sampai terbawa seperti itu," kata dia melanjutkan.

Respon negatif Presiden terhadap pernyataan Ahok tersebut, lanjut Luhut, sekaligus meluruskan pandangan sebagian orang bahwa Presiden Jokowi mendukung dan melindungi Ahok dalam kasus penistaan agama.

"Jangan lagi ada pikiran-pikiran buruk atau bilang Presiden dukung si ini, si itu, enggak. Presiden firm sekali bahwa beliau tidak mau mendukung sana sini. Beliau netral dalam kasus ini," ujar Luhut.

Ma'ruf kemudian memaafkan Ahok.

Bahkan Ma'ruf mengatakan sudah memaafkan Ahok sebelum mendengar mengenai permintaan maaf Ahok yang sudah disampaikan melalui media massa.

Namun, pada prinsipnya, dia memaafkan Ahok yang sudah bersedia meminta maaf.

"Namanya orang sudah minta maaf masa tidak dimaafkan," kata Ma'ruf kepada Kompas.com, Rabu (1/2/2017).

Ma'ruf kepada semua kader PBNU di seluruh Tanah Air untuk juga memaafkan Ahok, saat itu.

Menurut dia, kader PBNU harus tenang dan bisa menahan diri.

"Kami enggak ada yang musuh-musuhan," ucap Ma'ruf.

Namun, Ma'ruf memilih tak bertemu dengan Ahok walau sudah menerima permintaan maaf tersebut. 

Ada 2 alasan Ma'ruf tak mau menemui Ahok. 

Alasan pertama, Ma'ruf takut umat salah paham dan ujungnya dia jadi dimarahi umat. 

Sedangkan alasan kedua, yakni Ma'ruf berpikir apabila ia menerima Ahok, maka ia mesti menerima pula kunjungan dari Anies Baswedan. 

Padahal ketika itu Ahok dan Anies sedang bertarung memperebutkan kursi "DKI 1".

"Daripada menimbulkan conflict of interest dalam Pilkada ini, lebih baik saya tolak keduanya," kata Ma'ruf Amin.

Menurut Ma'ruf, waktu untuk menerima Ahok mungkin terbuka setelah Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta putaran kedua yang saat itu tinggal menghitung hari.

"Ya, itu mungkin saja," kata dia.

Ma'ruf pun mengharapkan semua persoalan sosial, politik, dan kenegaraan di Indonesia bisa diselesaikan pasca-penetapan pemenang Pilkada secara serentak, termasuk pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang akan masuk putaran kedua.

Mengenai adanya gerakan-gerakan yang mengatasnamakan umat Islam, saat itu, Ma'ruf juga memprediksi akan segera berakhir.

"Ormas Islam yang anti-kebangsaan dan Pancasila, silakan itu diurus atau berurusan dengan pihak keamanan," ujarnya.

Tidak Marah

Luhut menyebut, Ahok mendukung Ma'ruf dan mengajukan diri untuk berkampanye memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf pada Pemilihan Presiden pada tahun 2019.

Luhut pun memastikan, Ahok tidak marah dengan Ma'ruf Amin dalam kasus penodaan agama.

"Ahok, saya tanya melalui teman, beliau mengatakan, 'saya sangat mendukung Ma'ruf Amin, kalau boleh saya ikut kampanye kalau sudah ke luar dari penjara'," ujar Luhut.

Menurut Luhut, Ahok juga menyampaikan pesan kepada pendukungnya agar tetap mendukung Jokowi karena berjiwa muda.

"Dia juga menyampaikan pesan-pesan kepada teman-teman yang muda, tetap dukung pak Jokowi karena pak Jokowi berjiwa muda," kata Luhut.

Ia memastikan Ahok tak lagi marah dengan kasus penodaan agama.

"Saya 1000 persen pastikan dia tidak marah," tuturnya.

Luhut menyampaikan pandangannya, soal pemilihan Ma'ruf Amin menjadi pendamping Jokowi.

Ia mengatakan, Ma'ruf memberikan energi baru untuk agar saat kampanye tidak memecah belah bangsa.

"Jadi kita fokus pada kampanye-kampanye program. Masalah ekonomi, kemiskinan, stunting, pendidikan, seperti itu lah area yang didiskusikan, tidak bicara kamu komunis, itu tidak ada benarnya," katanya.

Dukung Jokowi

Sebelum Jokowi memilih Ma'ruf menjadi bakal Cawapres, Ahok sudah menyatakan mendukung Jokowi menjadi presiden selama dua periode.

Ahok menggerakkan pengikutnya melalui pesan yang ditulis pada selembar kertas lengkap dengan tanda tangannya.

"Terus berjuang untuk Pak Jokowi 2 periode, salam BTP. Ahok, Mako Brimob 24/7/2018."

Demikian bunyi dukungan dan pesan Ahok yang diunggah oleh adiknya, Fifi Lety Indra melalui akun Instagram @fifiletytjahajapurnama, Rabu (25/7/2018).

Menurut Fifi, banyak pihak yang meragukan keaslian tulisan yang ada pada kertas itu. Untuk menjawab keraguan publik, Fifi Lety Indra menegaskan bahwa pesan tersebut adalah benar tulisan tangan Ahok.

"Dari kemarin sampai siang ini kembali banyak yang tanya soal ini benar nggak tulisan Pak Ahok? Jadi saya biar jawab di sini sekaligus aja ya. Ini benar tulisan Koko Ahok @basukibtp," ujar adik sekaligus pengacara Ahok.

Dikatakannya, pesan tersebut sengaja ditulis Ahok atas dasar permintaan dari seseorang. Akan tetapi, Fifi Lety Indra enggan untuk memberikan informasi mengenai identitas si pemohon.

"Ya rahasia hahahaha oke ya," tuturnya.

Sejak Ahok mendekam di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat, tidak sedikit dari pendukungnya yang mendapatkan pesan dari Ahok yang kemudian diunggah ke media sosial.

Pesan yang ditulis tangan itu di antaranya berisi nasihat, motivasi, ucapan selamat ulang tahun, anniversary pernikahan maupun tips-tips khusus dari Ahok.

Teka-teki tentang kemungkinan bebasnya terpidana kasus penistaan agama itu pada bulan Agustus ini juga masih terus bergulir.

Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 174 Tahun 1999 tentang Remisi, terpidana kasus penistaan agama, Ahok bisa bebas bersyarat pada bulan ini.

Ahok divonis dua tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada tanggal 9 Mei 2017 atas kasus penistaan agama.

Berita Terkini