Laporan Wartawan TribunBulukumba.com, Firki Arisandi
TRIBUNBULUKUMBA.COM, WATAMPONE - Semenjak menjabat sebagai Komandan Resort Militer 141/Toddopuli Bone, 2 Agustus 2018 lalu, Kolonel Inf Suwarno baru kali pertama mengadakan pertemuan dengan insan pers.
Pertemuan pertamanya tersebut dibalut dengan coffe morning yang berlangsung di Makorem 141/Toddopuli, Jl Jend Sudirman, Kota Watampone, Kabupaten Bone, Sulsel, Kamis (16/8/2018).
Pada moment silaturahmi tersebut, Kolonel Inf Suwarno memperkenalkan dirinya kepada puluhan awak media yang hadir.
Ia menceritakan jenjang karirnya mulai sejak ia bertugas di Jawa Barat hingga terakhir di Kodam XVI/Pattimura.
Fungsi media, kata dia, sangatlah penting dalam mencitrakan sesuatu bahkan citra negara Indonesia di mata internasional sekalipun.
Ia menceritakan betapa dahsyatnya pengaruh media dalam membentuk opini publik.
"Saya pernah tugas di Filipina dan saya punya cerita tentang teman saya disana, waktu itu dia ingin berkunjung ke Indonesia. Setibanya di Singapura untuk transit, tiba-tiba ada kejadian bom di Solo. Ia langsung ditelepon oleh istrinya, dan di larang ke Indonesia," katanya.
Tentu kabar tersebut, lanjut dia, diperoleh melalui media dari Indonesia, apalagi berita semacam ini mendapat perhatian khusus di industri media.
"Nah dia takut ke Indonesia karena ada bom. Padahal Indonesia luas kan?," tambahnya.
Namun karena sudah terlanjur berada di Singapura, temannya tersebut tetap melanjutkan perjalanan ke Indonesia.
Sesampainya di Indonesia, temannya mengaku takjub dengan toleransi umat beragama yang ada, berbeda dengan yang dibayangkan seperti pemberitakan yang viral saat itu.
"Setibanya di Indonesia, saya bawa ke Masjid Istiqlal. Saya ceritakan bahwa Masjid Istiqlal ini berhadapan dengan Katedral, dua-duanya merupakan terbesar di Asia Tenggara. Ia lebih takjub lagi ketika saya ceritakan jika pengunjung katedral sangat banyak dan tempat parkir penuh, biasanya mereka parkir di halaman Masjid, begitupun sebaliknya," jelasnya.
Suwarno mengaku, bahwa kawannya tersebut semakin kagum dengan Indonesia.
Di akhir ceritanya itu, ia mengajak kepada insan pers untuk tidak hanya memberitakan berita yang jelek saja.
Pasalnya, banyak hal positif yang bisa menjadi berita menarik bagi banyak pembaca.
"Sekarang, waktunya good news is the best news," pungkasnya.
Acara coffe morning tersebut diisi dengan acara tanya jawab antara pewarta dengan pihak Korem 141/Toddopuli.