Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Mukhtar Tompo Kini resmi menjadi salah satu ketua Dewan Pimpinan Pusat Badan Koordinasi Pemuda dan Remaja Masjid Seluruh Indonesia (DPP BKPRMI).
Ketua Umum DPP BKPRMI, Said Aldi Al Idrus mengukuhkan politisi Partai Hanura ini di Jakarta, Jumat (6/7/2018). Acara Pengukuhan dan Orientasi BKPRMI ini dirangkaikan dengan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI.
Sosialisasi tersebut dibawakan langsung oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan. Keterlibatan Mukhtar Tompo sebagai aktivis BKPRMI bukan secara tiba-tiba.
Ia telah terlibat dalam aktivitas remaja masjid sejak menginjak usia SMP. Kemudian ia menamatkan pendidikan Madrasah Tsanawiyah di Pesantren Babussalam DDI Kassi Kabupaten Jeneponto.
Sejak itulah, bakatnya sebagai dai mulai terasah dan sering diundang membawakan ceramah agama dari satu desa ke desa lainnya.
Setelah ditempa di Pesantren DDI, Mukhtar melanjutkan pendidikannya di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Sibatua Kabupaten Pangkep.
Baca: BKPRMI: Pelantikan Remaja Masjid DMI Sulsel Tak Beretika Bisa Lukai Pengurus Wilayah
Baca: Mukhtar Tompo Desak Pembangunan PLTB Jeneponto Dipercepat
“Setelah ditempa dalam tradisi pesantren DDI, saya kembali berproses dalam model pendidikan Muhammadiyah. Perjumpaan dua tradisi ini membentuk karakter tersendiri dalam diri saya,” kata Anggota Komisi VII DPR RI.
Suatu waktu, di bulan Ramadan, Mukhtar pernah membawakan ceramah tarwih di suatu desa, dengan topik keharaman minuman keras.
Ternyata isi ceramahnya membuat salah seorang jamaah tersinggung, dan meminta Mukhtar turun dari podium.
Tak hanya sampai disitu, orang tersebut kemudian mengejar untuk memukuli Mukhtar, yang saat itu masih bertubuh kerdil.
Sejak itu, ia mulai berpikir untuk mengembangkan model dakwah bukan sekadar secara lisan, melainkan dengan perbuatan.
Tak heran, setelah menyelesaikan kuliahnya, Mukhtar Tompo memilih pulang kampung, dengan mengembangkan industri gula merah berbahan baku nira dari pohon Lontara. Selama ini, nira lontara ini yang sering diolah menjadi minuman keras ballo.
“Terinspirasi dari ceramah di masa Tsanawaiyah itulah, yang membuat saya meyakini, bahwa dakwah harus dengan pendekatan multisektor, termasuk ekonomi,” kata ketua DPP Hanura ini.
Kiprah dakwah Mukhtar tak hanya berhenti disitu, saat duduk sebagai legislator DPR RI pun, Mukhtar masih berupaya untuk memanfaatkan potensi pohon lontara agar tidak disalahgunakan.