Waduh, Warga Tak Terima Jenazah Teroris yang Tewas di Mako Brimob di Kampungnya, Ini Alasannya

Editor: Rasni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Narapidana teroris diperiksa oleh anggota Kepolisian usai menyerahkan diri di Mako Brimob, Jakarta, Kamis (10/5/2018). Sebelumnya ratusan narapidana teroris terlibat bentrok dengan anggota Brimob yang mengakibatkan 5 anggota brimob tewas. TRIBUNNEWS/HO/HUMAS MABES POLRI

Kerusuhan yang berawal dari cekcok soal pemeriksaan makanan keluarga napi itu berujung mengerikan.

Sebanyak 5 polisi dan 1 napi tewas dalam insiden tersebut.

Baca: Luar Biasa! Video Detik-detik Selfi Juara 1 SMS dan Lolos ke Grandfinal LIDA, Arief Tersenggol

Satu napi terorisme di ruang C tewas ditembak karena melawan dan merebut senjata petugas.

Sebelum penyanderaan berakhir pada Kamis (10/5/2018) pagi, foto-foto kerusuhan itu sempat viral dan membuat netizen murka.

Suasana rumah tahanan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Jakarta, Kamis (10/5/2018) setelah berhasil dikuas

Baca: Sambut Ramadan, Garuda Ramadan Fair Tawarkan Harga Spesial

Baca: Panwas Tunda Sidang Sengketa Pilwali Makassar

Baca: 5 Tahun Meninggalnya Uje, Siapa Sangka Begini Keadaan Makamnya Kini

Pasalnya, dalam foto-foto itu, nampak bagaimana cara para pelaku menyiksa para polisi yang disandera.

Termasuk dalam foto yang diunggah oleh Brigadir Jenderal Polisi Krishna Murti pada Kamis (10/5/2018) sore di Instagram.

Dalam foto tersebut, nampak seorang napi menginjak kepala polisi yang sudah tewas bersimbah darah di lantai ruang tahanan.

Krishna Murti kemudian menyematkan foto napi yang diduga menginjak kepala polisi tersebut saat kerusuhan berlangsung.

Dalam captionnya, Krishna menuliskan kekecewaan dan amarahnya lantaran perilaku para napi terorisme yang sudah tidak manusiawi itu.

Ia menuliskan bahwa polisi dan rakyat tidak akan membalas layaknya perlakuan mereka.

Terduga pelaku penyiksaan polisi dan narapidana terorisme ()

Krishna juga mengaku malu sebagai sesama bangsa.

Postingan Krishna itu dibanjiri komentar dan amarah netizen.

Mereka menuntut agar polisi memberikan hukuman setimpal kepada para teroris tersebut.

Halaman
123

Berita Terkini