Inilah Sosok Iptu Sulastri, Polwan Cantik yang Giginya Habis Dihajar Para Teroris di Mako Brimob

Editor: Ilham Arsyam
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Iptu Sulastri

TRIBUN-TIMUR.COM - Kerusuhan narapidana teroris di Rutan Mako Brimob, Depok berakhir Kamis (10/5/2018) pagi.

Seorang polisi wanita (POLWAN), Inspektur Satu (Iptu) Sulastri juga menjadi korban dari kerusuhan berdarah saat melakukan penjagaan dalam rutan.

Iptu Sulastri disandra bersama 3 polisi lainnya yakni Brigadir Haris, Briptu Hadi Nata, dan Bripda Rahmadan.

Polwan cantik itu kini terkapar tak berdaya.

Wajahnya babak belur dihajar sejumlah napi.

Mereka menghajar Iptu Sulastri tanpa ampun.

Kini, kecantikannya seakan sirna dalam sekejap.

Wajah Iptu Sulastri tampak merah dan bengkak.

Di sekitar mulut, hidung, pipi, dan dagunya dipenuhi luka dan lebam.

Iptu Sulastri adalah wakil komandan penjaga tahanan.

Wanita berusia 38 tahun itu kini dirawat di rumah Sakit Bhayangkara TK I Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur.

kabarnya Iptu Sulastri sempat tak sadarkan diri akibat dihantam menggunakan tabung apar (tabung pemadam api) pada bagian bibirnya.

Hal ini membuat giginya rontok dan menimbulkan luka serius dibagian mulut dan wajah.

Potret Ipu Sulastri yang tengah dirawat diunggah akun Instagram @krishnamukti_91.

Brigjen. Pol. Krishna Murti adalah Karomisinter Divhubinter Polri. 

Melalui keterangan fotonya, Brigjen Krishna Murti menuliskan kata-kata menohok.

"Polisi penyidik dilatih untuk bermental humanis. Para napi teroris bermental membunuh.. ..
..
Lihat perilaku mereka thd Iptu Polwan Sulastri giginya habis dihajar para teroris laki2... Apakah mereka tau kalau beliau adalah perempuan..??? #kamibersamapolri #kmupdates."

Netizen pun yang melihat foto itu ramai-ramai mengecam teroris.

Mereka menilai tindakan sadis kepada polwan yang dilakukan teroris laki-laki itu tak lagi bisa ditolelir.

lailyw: Biadab banget teroris nya

anggrymuthia: Hukum mati pak untuk para tahanan teroris yg terlibat. Percuma rasanya mereka hanya ditahan, dipenjara, cuma di kurung! Otak dan hati Jahat semua. Teroris tetap Teroris! Jangan kasih ampuuunn!!!!

wahyoe77: Rontokin lagi aja tuh gigi teroris bang, popor AK boleh juga.

kang_yana.tour_bali: Cepet sembuh yah ibu polwan semua pasti ada hikmahnya.

dadosuminta: Sungguh biadab. Saya jadi sangsi, apakah mereka/teroris itu benar2 beragama.

harrysorongan: Sedih menangis geram marah dgn kekejaman.teroris benar2 mereka tersesat ajaran sesat.

Sementara itu ada 6 korban tewas dalam insiden kerusuhan ini.

Lima diantaranya adalah anggota kepolisian.

Yakni Bripda Syukron Fadhli, Ipda Yudi Rospuji, Briptu Fandy, Bripka Denny dan Bripda Wahyu Catur Pamungkas.

Sementara tahanan teroris yang tewas yakni Abu Ibrahim alias Beny Syamsu, napi teroris Pekanbaru.

Kronologi

Sekelompok tahanan terorisme, diperkirakan berjumlah 130 orang, masih bertahan di Blok A, B, dan C Rumah Tahanan Brimob hingga Rabu (9/5) malam. 

Mereka menguasai enam pucuk senjata laras panjang dan lima senjata laras pendek, serta menyandera seorang anggota Densus 88 Antiteror Polri. 

Kerusuhan Mako Brimob pecah sejak Selasa (8/5) malam, sekitar pukul 20.20 WIB.

Insiden diduga diawali tahanan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) asal Sumatera Selatan Wawan Kurniawan alias Abu Afif.

Berdasarkan informasi dari sumber di kepolisian, Wawan menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa (8/5), dibesuk keluarganya yang juga membawa makanan untuknya.

Namun, pengawal dari Densus 88 melarang pemberian makanan itu sehingga membuat Wawan marah.

"Sipir ***ing," suara Wawan berteriak bergema dari satu ruangan di Blok C, Rumah Tahanan, Markas Komando Brimob. Selepas teriakan itu, seorang polisi bernama Muhammad Ramdani mendekati sel.

Lantaran makanan itu dibawa petugas bernama Budi, Ramdani tak bisa memberikan makanan yang diminta dan akan mengusahakan makanan tersebut datang selepas salat isya.

Tak lama berselang, keributan muncul di blok.

Pintu menuju tempat olahraga dijebol dari penghuni Blok C

"Pemicunya adalah hal yang sepele, masalah makanan," kata Brigjen Mohamad Iqbal.

Wawan Kurniawan alias Abu Afif merupakan pimpinan Jamaah Ansharut Daulah Pekanbaru, Riau. 

Wawan ditangkap lantaran terlibat dalam latihan militer di Jambi dan Riau. 

Saat ditangkap pada Oktober 2017, Wawan diduga punya peran memotivasi kelompoknya menyerang kantor polisi.

Kelompok ini latihan persiapan teror (i'dad) dan latihan menembak di Bukit Gema, Kabupaten Kampar, Riau.

Salah satu peserta latihan adalah Beni Samsu Trisno (BST) alias Abu Ibrohim.

Beni diduga terlibat perencanaan aksi teror dengan target kantor polisi di Pekanbaru. Ia ikut dicokok polisi pada Oktober 2017.

Tekait makanan yang dibawa keluarga ketika menjenguk Wawan, polisi melarang karena jamak diketahui di kalangan aparat, termasuk di lembaga pemasyarakatan, tahanan atau narapidana (napi) terorisme kerap kali mendapatkan barang-barang selundupan dari keluarga atau penjenguk, termasuk melalui makanan.

Barang tersebut, sekalipun tidak berbahaya, tak jarang berupa surat atau catatan, dari sesama anggota jejaring terorisme yang diindikasi cukup berisiko ketika menjadi cara mereka menebar pemahaman ekstrem/radikal.

Oleh karena itu, aparat bersikap lebih tegas. Kemarahan Wawan berlanjut setelah persidangan dan kembali ke tahanan di Mako Brimob.

Selasa sekitar pukul 17.00 WIB, Wawan menuntut dipertemukan dengan petugas untuk memprotes soal larangan pemberian makanan, sebelumnya. 

Namun, petugas yang ingin ditemui Wawan sedang tidak di tempat, dan Wawan diminta bertemu keesokan harinya.

Wawan rupanya tidak puas. Sekitar pukul 20.00 WIB, Wawan memprovokasi tahanan lain untuk membuka paksa sel mereka di Blok A, B, dan C Rumah Tahanan Markas Komando Brimob Depok.

Mereka kemudian merangsek ke ruang interogasi, yang saat itu sedang ada polisi wanita Sulanstri yang tengah memeriksa tahanan baru, anggota JAD dari Ambon.

Para napi kemudian merebut senjata Sang Polwan dan memukulinya.

Dari insiden inilah kemudian para tahanan teroris menyerang aparat lainnya dan menyandera mereka. 

Para tahanan bahkan menjarah gudang barang bukti dan merebut sedikitnya enam senjata laras panjang dan lima senjata laras pendek. (Tribun Timur/Tribun Medan)

Berita Terkini