Sekertaris Desa Bonto Matinggi, Tompobulu, Maros, Saharuddin, menjelaskan, untuk pembangunan jembatan sisa pemasangan tali seling, jika telah ada maka akan langsung dikerjakan. Aksesoris pendukung lainnya sudah ada, termasuk gelagar jembatan.
"Dana sudah cukup karena kekurangan kemarin-kan tali seling, tidak cukup pembelian tali selingnya," jelasnya.
Dia menambahkan, di Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk tali seling kecil, sebelumnya juga tidak ada tenaga perencana, dan pendampingan desa serta tenaga teknis.
"Sisa dananya Rp 27,8 juta, ini sisa dana untuk pembelian tali seling sementara dana pembelian tali seling itu sekitar Rp 96 juta, inilah yang membuat kami terlambat," sebutnya.
Setelah mencuat di media dan viral, baik warga, pemerintah desa, pemerintah kabupaten dan DPRD Kabupaten Maros melakukan rapat koordinasi.
"Disepakati akan diselesaikan dalam waktu dua bulan. Karena yang belum ada tali seling. Dananya kami kumpulkan dari teman-teman warga Maros sendiri, kurang lebih Rp 70 juta," sebut Saharuddin.
Sedangkan dana bantuan atas inisiasi masyarakat Indonesia sebesar Rp 200 juta tidak diterima. Alasannya, karena dalam rapat tersebut telah disepakati akan dikumpulkan dari masyarakat Maros sendiri.
"Di DPRD kita sudah sepakat kita selesaikan usahakan dananya, baru (inisiator) buka posko sumbangan tidak disampaikan ke kita. Kita juga sudah minta ke teman-teman, sebelumnya kami mengucapkan terima kasih," ujarnya.
Namun, terdapat harapan bagi masyarakat di sana, agar jembatan lainnya bisa dibenahi. Termasuk membangun gedung untuk kelas jauh.
"Supaya itu anak-anak tidak jalan lagi lebih satu kilo, karena juga banyak tenaga honorer yang mau mengabdi," pungkasnya.(*)