Oleh: Andi Baso Tancung
(Penulis adalah Ketua Umum Ikatan Penulis Indonesia Makassar (IPIM) Sulsel)
Hidup ini sudah diciptakan berpasang-pasangan. Tidak salah jika itu merupakan rahasia tuhan. Jodoh tercipta agar semuanya memiliki pasangan.
Hidup manusia sudah diatur baik itu reski, jodoh dan kematian. Kesemuanya itu sudah ada masanya bahwa suatu saat pasti akan dialami oleh manusia.
Meski secara sepintas manusia tidak mampu menjangkau akal, tapi hal itu tetap akan terjadi.
Begitu pula dengan jodoh yang telah ditetapkan oleh sang pencipta, meski manusia tidak mengetahuinya bahwa dengan siapa mereka berjodoh karena itu sudah diatur oleh yang maha kuasa.
Jodoh tidak boleh ditolak karena itu sudah menjadi garis tangan seseorang untuk menerima jodohnya. Apalagi anak sekarang yang mesih kecil sudah pintar pacaran.
Wajar saja jika banyak anak-anak yang tergolong muda belia sudah melangsungkan pernikahan karena berbagai pertimbangan yang diambil oleh sang bapak.
BACA JUGA: OPINI Upi Asmaradhana: Menolak Lupa Pembunuhan Jurnalis Indonesia
BACA JUGA: Lulus, Siswa SMA di Bulukumba Ini Konvoi Gunakan Motor Dinas
Memang diakui bahwa akhir-akhir ini pernikahan dini yang dialami oleh masyarakat di daerah ini menjadi pembicaraan khusus di tengah masyarakat.
Apalagi media cetak, elektronik dan sosial sudah menjadi berita hangat. Bahkan berita pernikahan anak yang masih dibawah umur ini menjadi pembicaraan di tingkat pusat lantaran banyaknya anak-anak menikah meski umurnya belum cukup.
Padahal berdasarkan undang-undang itu tetap tidak dibolehkan karena sudah ada aturannya. Akan tetapi masyarakat tetap melaksanakan pernikahan dibawa umur tersebut dengan berbagai dalih orangtuanya.
Ada yang takut karena melihat anaknya sudah sangat dekat dengan pacarnya cepat dinikahkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Ada juga karena orang tuanya sakit sehingga anaknya cepat dinikahkan.
Bahkan ada anak yang menikah karena kebutuhan masalah keuangan sehingga dinikahkan dengan orang kaya.