Apalagi cucu dan menantunya berdarah Toraja.
Olehnya itu, ia meyakini, NH saat itu hanya keliru dalam mendengar pertanyaan, bukan keliru dalam menjawab.
Sekadar diketahui, prosesi Ma’badong berisi ratapan-ratapan kesedihan dan kenangan hidup sang mendiang selama hidupnya di dunia.
Diungkapkan dalam syair-syair berbahasa Toraja, dengan bentuk nyanyian tanpa iringan alat musik.
Para pa’badong dipimpin oleh seorang pemimpin yang menguasai syair-syair badong dan lihai dalam menyanyikannya.
Nyanyian badong terdiri atas empat jenis yang dinyanyikan secara berurut sesuai dengan fungsinya, yaitu badong nasihat, badong ratapan, badong berarak, dan badong selamat (berkat).(*)