Puluhan Perwakilan Jemaah Abu Tours Datangi Kakanwil Kemenag Sulsel, Begini Curhatnya

Penulis: Hasan Basri
Editor: Suryana Anas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puluhan perwakilan jemaah yang gagal diberangkatkan oleh Biro Perjanalan Haji dan Umrah dari Abu Tours mendatangi Kantor Kementerian Wilayah (Kakanwil) Kemenag Sulawesi Selatan, Senin (12/02/2018). Mereka mengadukan nasib mereka dan puluhan jamaah umrah yang sampai saat ini belum diberangkatkan.

Laporan wartawan Tribun Timur Hasan Basri

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Puluhan perwakilan jemaah yang gagal diberangkatkan oleh Biro Perjanalan Haji dan Umrah dari Abu Tours mendatangi Kantor Kementerian Wilayah (Kakanwil) Kemenag Sulawesi Selatan, Senin (12/02/2018).

Mereka mengadukan nasib mereka dan puluhan jamaah umrah yang sampai saat ini belum diberangkatkan.

Kedatangan para jamaah umrah diterima langsung Kakanwil Kemenag Sulsel, Abd Wahid Thahir dan didampingi oleh Kasi Informasi Haji dan Umrah Bidang PHU Kanwi, Solihin dan Kasubag Inmas Kanwil Kemenag Sulsel.

Dalam pertemuan itu, perwakilan Jamaah Umrah, Imran menyampaikan bahwa kedatangan mereka hari ini untuk mendengarkan masukan dari Kakanwil terkait opsi atau maklumat yang baru disampaikan oleh Abu Hamzah Owner Abu Tours pada tanggal 10 februari 2018 kemarin.

Mereka menyatakan bahwa Jemaah siap menambah biaya sesuai standar yang ditetapkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama.

"Tapi bila opsi yang ditawarkan Abu Tours saat ini dianggap sangat memberatkan dan tidak masuk akal, ujung ujungnya malah sangat menambah beban jemaah, kata Amran dalam rilisnya.

Amran yang mewakili ratusan jamaah Abu Tours memohon kepada Kakanwil Kemenag Sulsel agar bisa memfasilitasi sebuah pertemuan paripurna yang menghadirkan Stake holder terkait seperti Kemenag Sulsel, Polda Sulsel, OJK, FPRD dan Pemprov Sulsel serta Pimpinan Abu Tours.

Tujuanya kata Imran agar ada solusi kongkret alternatif diluar opsi yang ditawarkan yang tidak lagi memberatkan dan menambah beban seluruh calon jamaah. (*)

Berita Terkini